Jakarta – Hasil riset Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia mencatat 12 dari 21 nama menjadi penantang kuat Joko Widodo yang saat ini diunggulkan sejumlah lembaga survai memenangi Pilpres 2014.
“Kita cari lawan tanding agar demokrasi sehat. Stop survai karena hasilnya akan sama dan tidak ada gunanya. Kita cari orang berkualitas. Siapa saja,” kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI Hamdi Muluk saat memaparkan hasil riset Mencari Lawan Tanding Jokowi, di Jakarta, Minggu.
Kedubelas orang itu adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini (7,38 poin), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (7,28 poin), Anies Baswedan (7,04 poin), CEO Trans Corp Chairul Tanjung (6,43 poin), Ketua KPK Abraham Samad (6,42 poin), CEO PT KAI Ignatius Jonan (6,40 poin), CEO PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar (6,32 poin).
Kemudian, Menteri Keuangan Chatib Basri (6,30 poin), Wakil Menteri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo (6,10 poin), Tri Mumpuni (6,03 poin), Nurdin (5,79 poin), dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (5,32 poin).
Menurut dia, 61 pakar menominasikan 21 tokoh potensial penantang Jokowi, yang 12 diantaranya yang telah disebutkan itu dianggap para pakar tersebut sebagai penantang kuat Jokowi.
Yang juga masuk 21 tokoh itu adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, mantan walikota Blitar Djarot Saiful Hidayat, Bupati Enrekang La Tinro La Tunrung, Mantan Walikota Yogyakarta Herry Zudyanto, mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, Ketua Serikat Petani Pasundan Agustiana, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Hendri Saragih, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal, dan Direktur World Bank Sri Mulyani.
Ke-12 nama itu disaring berdasarkan kriteria berusia di bawah 55 tahun. “61 pakar ini sepakat, pemimpin saat ini yaitu di usia muda,” kata Hamdi.
Kriteria lainnya adalah berintegritas baik atau tidak pernah terlibat kasus hukum, khususnya korupsi, kolusi nepotisme, menginspirasi orang banyak, memiliki prestasi dan rekam jejak mengesankan.
Melihat hasil riset itu, menunjukan nama yang termasuk lima besar yang dapat menandingi Jokowi adalah Tri Rismaharini, Ahok, Anies Baswedan, Chairul Tanjung, dan Abraham Samad.
Hamdi mengklaim, masyarakat sudah menolak nama-nama lama dan menginginkan nama baru yang sudah terlihat kerja nyatanya.
“Masyarakat ingin Jokowi, nama lainnya ditolak. Ini tidak sehat untuk demokrasi. Demokrasi yang bagus harus menghasilkan persaingan antara yang terbaik dengan yang terbaik. Sekarang hanya ada satu nama yang terbaik, yakni Tri Rismaharini,” katanya.
Sedangkan nama nama capres yang ditolak berdasarkan riset sesuai urutannya, yakni Prabowo Subianto, Rhoma Irama, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, Pramono Edhie Wibowo, dan Wiranto.
“Kriteria capres yang penting itu integritas moral. Orang yang kakinya tidak digelayuti pengusaha, berani mundur kalau salah. Saat ini ada masalah dalam integritas sehingga nama-nama lama tidak menginspirasi Indonesia ke depannya.”
“Fenomena Jokowi mengubah lanskap politik. Orang saat ini perlu karya nyata, mencari ada cacatnya tidak. Jokowi harus dilawankan dengan Jokowi-Jokowi lain, ambil nama-nama ini,” paparnya.
Ke-61 pakar menguji sisi visionernya, kepemimpinan, intelektualitas, keterampilan politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, kemampuan manajerialn penampilan, dan integritas moral.
Penilaian dengan angka 1 yaitu paling rendah hingga tertinggi yaitu 10.
Metode yang digunakan adalah Delphi Methods yang adalah cara mendapatkan informasi membuat keputusan, menentukan indikator, parameter, dan lainnya yang reliabel dengan mengeksplorasi ide serta informasi orang-orang ahli di bidangnya.atn