Jakarta – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Indra J Piliang, optimis partainya bisa mengejar elektabilitas PDIP.”Pada pemilu 2009, Golkar dan PDIP hampir sama. Kami akan kejar elektabilitas PDIP. Dalam waktu dua minggu masih ada kemungkinan orang berubah pilihan,” kata Indra J Piliang di Jakarta, Rabu 26 Maret 2014.
Pernyataan politisi Golkar ini menanggapi hasil survei yang diselenggarakan Charta Politika Indonesia.
Berdasarkan survei Charta Politika Indonesia, hanya tujuh capres yang berhasil melampaui angka popularitas di atas 75 persen. Mereka antara lain Joko Widodo (93,1 persen), Megawati (90,8 persen), Aburizal Bakrie (88,9 persen), Jusuf Kalla (88 persen), Prabowo Subianto (83 persen), Wiranto (82,1 persen), dan Rhoma Irama (81,2 persen).
Hasil survei Charta Politika menunjukkan pada simulasi 10 nama calon presiden, tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 39,8 persen, disusul Prabowo Subianto (15 persen), dan Aburizal Bakrie (9,9 persen).
“Wiranto mendapat 7,4 persen, Jusuf Kalla (7,2 persen), Dahlan Iskan dan Mahfud MD (3,2 persen), Megawati Soekarnoputri (3 persen), Hatta Rajasa (2,3 persen), dan Pramono Edhie Wibowo (0,3 persen),” kata Direktur Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya.
Survei dilakukan pada 1-8 Maret 2014 terhadap 1.200 responden berusia 17 tahun ke atas di seluruh Indonesia. Metode penelitian yang dilakukan adalah multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Terkait hasil survei yang menyatakan Partai Demokrat sebagai partai yang paling tidak disukai, Indra mengakui jika sentimen masyarakat pada Demokrat telah merugikan partai koalisi lainnya
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait berharap jika Jokowi terpilih menjadi presiden, dia bisa menjadi figur yang bisa membangun sistem.
Menurut Ara, sapaan Maruarar, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang unik memperlakukan wakilnya. Gubernur DKI Jakarta itu selalu memberikan kepercayaan dan peluang yang besar kepada wakilnya.
“Dia melihat wakilnya bukanlah ban serep, tetapi sinergi seperti Soekarno-Hatta,” kata Ara.vns