Bintang Pos, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, pelemahan atau depresiasi rupiah secara year to date hingga Jumat, 23 Agustus 2013 mencapai 10,9 persen. Pada hari yang sama, rupiah dibuka melemah di level Rp 10.835 per dolar Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, dolar memang cenderung terus menguat karena sentimen di tingkat global atas rencana bank sentral AS menghentikan (tapering off) stimulus moneternya. Mayoritas analis di dunia, memperkirakan langkah tersebut akan mulai dilakukan.
“Kondisi itu berdampak pada seluruh kawasan atau dunia, khususnya emerging market, termasuk Indonesia,” kata Agus dalam jumpa pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (23/8).
Agus menjelaskan, kondisi tersebut terjadi di seluruh kawasan, bahkan pelemahan nilai tukar yang lebih buruk dibandingkan Indonesia terjadi di beberapa negara. Sebab itu, posisi Indonesia cenderung berada di tengah.
Namun, khusus di Indonesia, terdapat sorotan terhadap kesinambungan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), karena pekan lalu telah diumumkan defisit transaksi berjalan yang cukup besar. Di samping itu, terdapat gejolak di pasar modal, yang hingga kini indeksnya masih menurun.(bsc)
