https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Ricuh di Kafe Tee Box, IPW Sesalkan Arogansi Polisi – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Ricuh di Kafe Tee Box, IPW Sesalkan Arogansi Polisi

Ricuh di Kafe Tee Box, IPW Sesalkan Arogansi Polisi

Bintang Post (Jakarta) – Kericuhan dalam acara launching buku  ‘Negeri Pelangi Ras Muhamad’, di kafe Tee Box, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan beberapa saat lalu disesalkan oleh banyak pihak. Hal itu menunjukkan bahwa aparat kepolisian terkesan kurang maksimal dalam melakukan penjagaan keamanan.

Menanggapi hal tersebut, Indonesia police Watch (IPW) menilai bahwa kericuhan itu terjadi akibat ketidakprofesional pihak aparat kepolisian.

“Sangat ironis peluncuran buku yang notabene adalah kegiatan budaya dan didukung Deplu ternyata dipropokasi aparat kepolisian hingga kacau dan mengakibatkan sejumlah orang pingsan karena tembakan gas air mata polisi,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keteranganpers.

Menurut Neta, apa yang dilakukan oleh aparat kepolisian tersebut nyata-nyata sebagai tindakan yang tidak berbudaya, represif dan terkesan arogan. “Yang tidak bisa dipahami aksi bar-bar itu dilakukan di depan Polres dan terjadi di Jakarta sebagai pusat ibu kota negara,” tegasnya.

Jika cara-cara seperti ini terus ditonjolkan, Neta menyarankan, ada baiknya posisi Polri segera ditempatkan di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar ada upaya kontrol yang maksimal terhadap sikap, prilaku dan kinerja kepolisian.

“Peristiwa ini semakin menunjukkan bahwa Polri gagal mereformasi diri dan hanya mengedepankan sikap arogan serta sok kuasa,” tambahnya.

Oleh sebab itu, IPW mendesak Kapolri untuk segera mencopot Kapolres Jakarta Selatan serta meminta maaf kepada para musisi, khususnya komunitas musik reggae di Indonesia, serta memberikan jaminan bahwa hal serupa tidak akan terjadi lagi di kemudian hari.

“Selain itu IPW mendesak Kapolri agar menurunkan Propam Mabes Polri untuk mengusut kasus ini sehingga Kapolres Jaksel dan perwira yg bertanggung jawab lainnya diperiksa serta segera dicopot dari jabatannya. Jika dalam kegiatan budaya saja polisi represif, bagaimana dengan kegiatan lainnya,” pungkasnya.(okz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *