Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan, minimnya lapangan kerja berkualitas membuat pekerja lulusan SMA ke atas di Indonesia masih rendah.
Hal tersebut, juga yang membuat pengangguran di tingkatan SMA paling banyak saat ini.
Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Bappenas, Rahma Iryanti, Selasa 6 Mei 2014, mengatakan bahwa guna menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, pemerintah harus mempercepat laju investasi, baik dalam maupun luar negeri.
“Fokus pemerintah bukan lagi ad hoc menciptakan lapangan kerja, tetapi mendorong investasi dan memperbaiki regulasi yang menghambat. Itu jadi tujuan kita,” ungkapnya, saat ditemui di kantornya.
Badan Pusat Statistik mencatat penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2014, masih didominasi pekerja berpendidikan rendah yaitu pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah. Jumlahnya sebanyak 76,4 juta orang atau 64,63 persen dari jumlah pekerja.
Sementara itu, pekerja berpendidikan tinggi atau diploma dan universitas baru sekitar 12 juta orang atau 10,14 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,7 persen didominasi pengangguran dengan pendidikan terakhir SMA 9,10 persen, SMP 7,44 persen, SMK 7,21 persen, diploma I/II/III 5,87 persen, universitas sebesar 4,31 persen, dan SD 3,69 persen.
Dari data tersebut, menurut dia, terbukti bahwa minat angkatan kerja yang berpendidikan tinggi lebih selektif dalam memilih kerja. Untuk itu, tugas pemerintah untuk lebih meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas ke depannya.
“Jadi, itu artinya harus diikuti dengan kecepatan investasi, karena dia butuh pekerjaan bagus, beda dengan yang SD dan SMP yang butuh pekerjaan apa saja,” ungkapnya.
Peningkatan kualitas
Rahma mengungkapkan, peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan. Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, persaingan global akan semakin ketat.
“Keahlian jadi lebih penting dan ini saingan untuk tenaga kerja trampil,” tambahnya.
Guna meningkatkan kualitas tenaga kerja, dibutuhkan kerja sama semua pihak, asosiasi pelaku usaha harus berperan aktif berkoordinasi dengan pemerintah guna mengatasi permasalahan-permasalahan yang menghambat.
“Kerja sama swasta dan Kadin itu penting, karena mereka yang tahu kompetensi yang dibutuhkan. Sebab, mereka yang tahu dan harus kerja sama dengan pemerintah. Kita membuat semacam kemitraan dengan industri dan mencari kebutuhan apa yang pas buat itu,” tambahnya. vns