Bintang Pos, Surabaya – Sejumlah pengguna jasa angkutan Kereta Api (KA) di Madiun mengeluhkan harga tiket KA ekonomi. Harga tiket ini dipengaruhi perubahan KA ekonomi yang saat ini mulai memiliki AC.
“Harganya naik drastis, dulu kalau saya punga ke Banyuwangi naik Sritanjung hanya Rp 40 ribuan saat ini jadi Rp 115 ribuan lebih,” kata salah satu calon Penumpang, Udin, saat di Stasiun Madiun, Sabtu (30/3/2013).
Naiknya harga tersebut membuat, pria bujang yang kesehariannya bekerja di Madiun ini mengurungkan niatnya untuk mengunkan jasa KA dan memilih mengunkan Bus untuk pulang ke tanah kelahirannya.
Humas KAI Daop VII Madiun, Sugianto mengatakan, kenaikan harga tiket untuk jenis K3 atau KA Ekonomi ini merupakan keputusan dari PT KAI pusat. Dan kenaikan harga tiket tersebut merupakan imbas dari penambahan fasilitas AC pada KA Ekonomi.
“Saat hampir semua K3 sudah mengunakan AC, secara otomatis harga tiketnya juga ikut naik. Dan untuk harga tiketnya kami mengunkan tarif komersial yang mengacu pada tarif batas atas dan batas bawah sepertu KA Binis dan Eksekutif,” kata dia.
Adapun KA Ekonomi AC jarak jauh yag telah dikomersialkan tarifnya di wilayah Daop VII Madiun adalah KA Brantas jurusan Kediri-Tanjung Priok, Jakarta dan KA Kahuripan jurusan Kediri-Padalarang, Bandung.
Menurut dia, dengan pemasangan AC di kabin kereta kelas tiga tersebut, maka tarif keretanya tak lagi mendapatkan subsidi. Sejak Februari 2013, pihaknya sudah menjalankan program tersebut secara bertahap.
“Awalnya untuk KA Brantas hanya dua hingga tiga gerbong saja yang diberlakukan tarif komersial dan lainnya masih menggunakan tarif ekonomi biasa. Namun sekarang semuanya telah menggunakan tarif ekonomi AC atau komersial,” kata Sugianto.
Sugianto menambahkan, guna memperlancar pelayanannya, PT KAI juga melakukan perubahan grafik perjalanan kereta api yang berlaku mulai 1 April 2013. “Ada yang maju hampir satu jam seperti KA Brantas dan KA Arjuno. Namun ada juga yang mundur, seperti KA Turangga dan lainnya,” tambah Sugianto.
Perubahan grafik perjalanan kereta api tersebut disebabkan karena beberapa hal. Di antaranya adalah, penambahan jumlah perjalanan KA, perubahan waktu jarak tempuh perjalanan KA, pasar relasi perjalanan KA, dan juga pemanfaatan jalur baru.(brj-kba)