Ankara – Pemerintah Turki, Senin (15/12/2014), menghadapi kecaman dan tuduhan berupaya memberangus demokrasi dan kebebasan pers setelah puluhan jurnalis yang dianggap berseberangan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan ditangkap.Dalam sebuah pernyataan bersama kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini dan Komisioner Perluasan Uni Eropa Johannes Hahn mengecam langkah Turki tersebut.
“Operasi yang dilakukan Turki bertentangan dengan nilai-nilai Uni Eropa dan standar yang harus dipenuhi Turki jika ingin menjadi bagian dari Uni Eropa,” demikian isi pernyataan itu.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan Washington “mengikuti dengan seksama” perkembangan situasi yang terjadi di Turki.
“Karena Turki adalah teman dan sekutu kami, maka kami mendesak pemerintah Turki untuk memastikan langkah yang diambil tidak melanggar nilai-nilai dan dasar demokratik Turki,” kata Psaki.
Sedangkan organisasi HAM asal AS, Freedom House mengatakan bahwa penangkapan puluhan jurnalis itu merupakan ancaman kebebasan berpendapat di Turki dan bagi siapapun yang mengkritik kebijakan pemerintah.
Penangkapan yang dilakukan pada Minggu (14/12/2014) itu mengincar sebuah surat kabar dan stasiun televisi yang dikenal dekat dengan Fethullah Gulen seorang ulama Turki yang kini berdiam di AS.
Gulen awalnya adalah sekutu dekat Erdogan yang dalam perjalanannya justru berseberangan pendapat dan kini menjadi musuh bebuyutan Erdogan.
Di antara 27 orang yang ditangkap itu terdapat Ekrem Dumanli, pemimpin redaksi harian Zaman yang dikenal dekat dengan Gulen. Nama lain yang ditahan adalah Hidayet Karaca, pemimpin stasiun televisi Samanyolu (STV) yang juga pro-Gulen.
Selain kedua nama itu sejumlah produser, sutradara dan penulis naskah serial drama televisi ternama Turki, Tek Turkiye (Satu Turki) yang disiarkan STV ikut digelandang ke kantor polisi.
Televisi pemerintah Turki mengabarkan tiga orang yang terlibat dalam serial drama televisi itu sudah dibebaskan namun 24 orang lainnya masih diperiksa di markas kepolisian Istanbul.
Kantor berita Anatolia mengatakan jaksa Hadi Salhoglu memerintahkan penangkapan itu dengan dakwaan pemalsuan bukti dan membentuk sindikat kejahatan untuk merebut kedaulatan negara.
Selain para jurnalis, beberapa orang polisi juga ditangkap termasuk Tufan Erguder dan Mutlu Ekizoglu, mantan komandan pasukan polisi anti-terorisme dan departemen anti-kejahatan terorganisasi. kmp