Bintang Pos, Surabaya— Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan, soal ujian nasional 2013 yang bocor akan mudah dilacak karena soal UN 2013 memiliki barcode (tampilan sekuriti).
“Dengan adanya barcode akan mudah diketahui mana soal yang bocor, namun soal UN 2013 juga sulit bocor, karena memiliki variasi soal yang lebih banyak dari tahun lalu,” katanya di Surabaya, Minggu (31/3/2013).
Ia mengemukakan hal itu setelah melakukan Sosialisasi Kurikulum 2013 dan Peresmian Gedung Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang dihadiri ratusan guru PGRI se-Jawa Timur.
Mantan Rektor ITS Surabaya itu mengharapkan para siswa SD, SMP, SMA, dan sederajat untuk khusyuk mengerjakan soal UN 2013, karena variasi soal UN yang dikerjakan dalam satu ruang akan berbeda semuanya.
“Saya tahu sekarang sudah beredar bocoran soal UN, tapi dari mana bocoran itu, karena soal UN 2013 saja belum selesai dicetak, kok sudah bocor, lalu dari mana bocoran itu,” katanya.
Dalam arahan pada Sosialisasi Kurikulum 2013, Mendikbud menegaskan, mata pelajaran akan mengalami perubahan pendekatan karena tujuan Kurikulum 2013 bukan hanya pengetahuan, melainkan juga sikap dan keterampilan.
“Untuk itu, pendekatan yang sinergis antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan akan ada dalam kurikulum baru itu. Misalnya, mata pelajaran IPA yakni Biologi, Kimia, dan Fisika yang akan menginduk ke mata pelajaran Biologi, kemudian mata pelajaran IPS yakni Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi yang akan menginduk ke mata pelajaran Geografi. Itu karena target kita bukan hanya pengetahuan,” katanya.
Bahkan, mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan pun tidak akan diajarkan dengan memberitahukan apa saja sila-sila Pancasila dan apa artinya. “Namun, siswa akan diajari tentang cara menjadi warga negara yang efektif untuk saat ini, lalu dikenalkan dengan cara untuk itu melalui Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Bahasa Indonesia, lagu ‘Indonesia Raya’, dan sebagainya,” katanya.
Tidak hanya itu, pengenalan itu juga akan direlevansikan dengan konteks saat ini. “Jadi, siswa tidak hanya tahu Pancasila, tapi mereka diajak berpikir terkait relevansi Pancasila saat ini,” katanya.
Dalam sosialisasi itu, Mendikbud juga menerima sejumlah pertanyaan dari para guru, di antaranya nasib guru mata pelajaran yang diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, peraturan tentang tatap muka 24 jam, dan sebagainya.(kom-kba)