https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Cara Integrasi Moral dalam Mata Pelajaran Absurd – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Cara Integrasi Moral dalam Mata Pelajaran Absurd

Cara Integrasi Moral dalam Mata Pelajaran Absurd

Bintang Pos JAKARTA, Pengintegrasian mata pelajaran dengan nilai moral yang terkandung dalam tiap pokok bahasan pelajaran pada Kurikulum 2013 menjadi sorotan. Namun, cara yang dilakukan dinilai tidak cantik.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Iwan Pranoto mengatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan memasukkan pelajaran moral ke dalam pelajaran lain seperti matematika contohnya. Namun, cara memasukkan pesan moral ke dalam sebuah pelajaran harus rapi sehingga mudah diterima oleh siswa.

“Saya tidak anti memasukkan moral ke dalam matematika atau apapun. Tapi kalau mau memasukkan harus cantik. Jangan seperti yang sekarang yang keliatannya kok absurd,” kata Iwan saat diskusi tentang kurikulum 2013 di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Dituturkan Iwan, masing-masing mata pelajaran sudah memiliki karakter sendiri. Umumnya, karakter moral yang ada dalam mata pelajaran tersebut muncul dengan sendirinya dari dalam tanpa perlu diumbar dalam bentuk paparan seorang guru kepada siswanya.

Ia pun memberi contoh dalam memecahkan soal pecahan matematika. “Coba 3/7 dengan 6/19 lebih besar yang mana? Misalkan menjawab 3/7, apa alasannya? Biarkan anak menjelaskan prosesnya, bukan hanya sekadar benar atau salah saja,” kata Iwan.

“Dari hal itu, guru tidak perlu ceramah tentang nilai moral. Itu muncul sendiri. Bahwa dalam mengambil langkah harus ada yang melatari. Kalau sulit, mari disederhanakan dulu,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan bahwa substansi dari sebuah pelajaran yang akan mendorong sebuah metode mengajar yang tepat. “Metode mengajar tidak bisa memaksa substansi. Tapi substansi yang memunculkan metode mengajar,” tandasnya.(Kmp-ach)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *