Bintang Pos, Surabaya – Pimpinan Anak Cabang Partai Hanura se-Kota Surabaya menyepakati digelarnya musyawarah cabang luar biasa untuk memilih ketua umum yang baru.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPC Partai Hanura Kota Surabaya Gatot Teguh, Kamis, mengatakan pertemuan PAC-PAC se-Surabaya pada Rabu (15/5) malam membahas mundurnya Tjahyo Nugroho dari jabatan Ketua DPC Partai Hanura Surabaya.
“Setelah Pak Tjahyo mundur, kami tak ingin DPC lowong, apalagi sekarang sedang sibuk-sibuknya pencalegan. Karena itu, PAC-PAC sepakat digelar Muscablub dan DPC setuju dengan rencana tersebut agar jabatan ketua tak lowong,” ujar Gatot Teguh.
Selain itu, lanjut dia, PAC-PAC juga kecewa dengan kepemimpinan Tjahyo Nugroho yang tidak tuntas memimpin partai hingga akhir jabatannya. Apalagi kakak Tjahyo yakni mantan Ketua DPRD Surabaya yang dulu sempat terpilih menjadi Ketua DPC Partai Hanura secara aklamasi juga mundur, karena tidak berkenan meninggalkan jabatan di dewan.
PAC-PAC akan mengajukan surat resmi kepada DPC Hanura Surabaya agar secepatnya digelar muscablub.
“Soal waktunya, apakah sebelum batas akhir penyerahan daftar caleg sementara perbaikan ke KPU Surabaya pada 22 Mei 2013 atau setelahnya. Itu terserah DPC maupun DPD, tetapi yang jelas PAC-PAC minta agar muscablub digelar secepatnya,” tambah Gatot.
Terkait pertemuan dengan 27 PAC se-Surabaya itu sebagai upaya untuk menggalang dukungan, Gatot membantahnya karena dalam pertemuan tersebut tidak ada nama calon yang dimunculkan.
“Saya tidak pernah mengkondisikan untuk menjadi ketua. Dalam pertemuan tersebut, saya hanya mengawal agar suara-suara yang beredar tidak kemana-mana. Jadi hanya untuk memberi pembelajaran,” tandasnya.
Akan tetapi, jika PAC-PAC menghendakinya maju pada muscablub nanti, Gatot Teguh menyatakan siap.
“Asal PAC-PAC memberikan dukungan, saya siap maju. Tapi perlu diketahui, saya tidak mengejar jabatan. Kalau ada calon lain, ya, monggo saja, karena semua ada mekanisme atau prosesnya,” tegasnya.
Hingga kini, ada tiga nama yang dikabarkan akan maju dalam pencalonan ketua DPC Hanura Surabaya, yakni Agus Santoso, Gatot Teguh dan Iwan Sumarsono. Peluang Agus Santoso cukup tipis, karena dia kader baru di Hanura, kendati juga didukung sejumlah PAC.
Dalam dalam AD/ART Partai Hanura, calon ketua harus pernah menjadi pengurus harian.
“Sebenarnya meski kader baru, Pak Agus bisa, tapi harus mendapat rekomendasi dari Ketua Umum DPP Hanura Wiranto. Tapi, pengalaman kasus Wishnu Wardhana, DPP kapok memberi rekomendasi untuk kader dari luar,” kata Sekretaris DPD Hanura Jatim, H Soedjatmiko. (ant-pgh)