Bintang Pos, Kediri – Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat belajar dari hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Malang. Pasangan calon walikota dan wakil walikota Malang Anton-Sutiaji (AJI) yang menjadi kuda hitam, justru menang di luar dugaan.
“Saya akan mengajak kita semua, apa yang terjadi di pilkada Kota Malang. Jika keluarga NU, muslimat dan PKB bersinergi secara produktif, maka akan menghasilkan kemengangan yang signifikan,” kata Khofifah usai menghadiri Harlah Muslimat ke-67 di Kelurahan Burengan Kota Kediri, Minggu (26/5/2013) petang.
Ketua Muslimat NU menambahkan, jika ada pernyataan bahwa berhadapan dengan incumbent itu adalah sesuatu yang dianggap imposible jelas tidak benar. Sahabatnya, Ganjar Pranowo menang dalam Pilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan perhitungan cepat (quick count) yang dilakukan Jaringan Suara Indonesia (JSI).
Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Heru Sudjatmoko yang diusung PDI Perjuangan memperoleh suarat 48,55 persen. Sementara dua lawannya Bibit Waluyo-Sudijono (Demokrat-Golkar-PAN) 30,29 persen, dan Hadi Prabowo-Don Murdono (Gerindra-PKS) 21,18 persen.
“Kalau disampaikan berhadapan dengan incumbent adalah sesuatu dianggap imposible, lihat saja betapa kawan saya Ganjar berdasarkan quick count hasilnya signifikan. Jadi any time, any where, saya akan melakukan penyapaan seluas-seluasnya dan sebanyaknya untuk memaksimalkan 29 Agustus mendatang itu,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Kehadiran Khofifah di Kota Kediri merupakan bagian dari road show ke tujuh kota. Antara lain, Gresik, Lamongan, Tuban, Blitar, Kediri, Banyuwangi dan Jember. Di setiap kota yang disinggahi Khofifah, selalu mengajak seluruh masyarakat, khususnya muslimat NU untuk melihat kondisi pemerintahan yang carut marut.
“Perasaan saya, Mataraman sudah semua, Madura sudah, daerah eks Karesidenan Besuki juga sudah empat kali. Nanti malam, insya Allah saya juga kesana lagi. Ke Banyuwangi kelima kali, Jember dan Probolinggo sudah. Surabaya sudah, Kediri ketiga kalinya. Saya sampaikan lagi, selama ini saya sampaikan staretegi kapal selam, sehingga under espos,” terang Khofifah.
Khofifah sangat bersyukur, karena kans dukungan terhadapnya dari hari ke hari semakin bertambah banyak. Kendati demikian, dia mengakui, adanya beberapa ganjalan yang harus segera diselesaikan, khususnya persoalan dua partai pendukung yaitu, Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI).
“Kalau disebut main dua kaki itu tidak tepat. Kita mendapatkan informasi cukup valid. Saya sudah memohon komunikasi secara langsung dengan Ketua Umum Partai Kedaulatan (PK) dan PPNUI tentang SK (Surat Keputusan) yang namanya mendukung kandidat lain, ketua umum merasa pernah menandatangai SK atau rekomendasi selain pasangan Khofifah-Herman S Sumawiredja. Dana saya dengar KPUD Jawa Timur akan melakukan klarifikasi ke menkumham dan DPP Partai. Tentunya masyarakat Jawa Timur dan masyarakat Indonesia ingin segera bisa mengetahui atas pendaftaran ganda itu. Yang jelas ketua umum tidak merasa menandatangani,” jelas Khofifah.
Sementara itu, kehadiran Khofifah disambut oleh ratusan muslimat NU se-Kota Kediri. Dalam acara itu, hadir pula pasangan Walikota dan Wakil Walikota Kediri pereode 2014-2019 Abdullah Abu Bakar dan Lilik Muhibah, yang notabene Ketua PC Muslimat NU Kota Kediri. Selain itu, juga tampak hadir Ketua PCNU Kota Kediri KH. Makin Toha dan Ketua Tanfidiyah PCNU Kota Kediri Achmad Subakir, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kota Kediri.
Sedangkan di tempat terpisah, Tim pemenangan pasangan Khofifah Indar Parawansa – Herman S Sumawiredja, KH Hasyim Muzadi, meminta dukungan kader Fatayat NU di Kabupaten Tuban.
Dalam kesempatan itu, Hasyim Muzadi meminta para kader Fatayat bisa dengan tulus membantu memenangkan Khofifah menjadi Gubernur Jatim. Caranya, dengan membuat semacam posko pemenangan di setiap ranting yang tersebar di wilayah Kabupaten Tuban, sehingga kekuatan NU akan lebih solid menjadi satu suara mendukung pasangan Khofifah-Herman.
“Saya meminta dengan hormat kepada para Kader Fatayat untuk melakukan koordinasi di setiap kecamatan untuk memenangkan Khofifah. Kalau Muslimat untuk melakukan hal itu berat karena sudah tua-tua, makanya saya berharap pada Fatayat untuk melakukan koordinasi itu minimal Juni,” terang KH Hasyim Muzadi, saat memberikan sambutan dalam kegiatan Harlah Fatayat yang ke 63 di Hotel Willis Tuban, Minggu (26/05/2013).(brj)