Bintang Pos, Surabaya – DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Surabaya membantah jika salah satu calon wakil wali kota Surabaya yang akan menggantikan Bambang Dwi Hartono adalah Taroe Sasmita (mantan anggota DPRD) atau Don Rosano (staf ahli wali kota).
Ketua DPC PDIP Surabaya Wisnu Sakti Buana mengatakan pihaknya sampai saat ini masih menunggu SK dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang pengunduran diri Bambang Dwi Hartono sebagai wawali.
“Kalau soal calon pengganti wakil wali kota masih digodog di DPP PDIP,” kata Wisnu yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya usai memimpin rapat paripurna di DPRD Surabaya, Selasa.
Wawali Surabaya Bambang Dwi Hartono mundur dari jabatannya karena mendapat tugas dari DPP PDIP untuk menjadi Calon Gubernur Jatim bersama dengan Said Abdullah selaku Calon Wakil Gubernur Jatim.
Saat ditanya adanya pertemuan internal DPC PDIP Surabaya yang dikabarkan sudah mengantongi dua nama calon wawali Surabaya, Wisnu mengatakan pihaknya belum bisa mengatakan siapa dua nama yang diusulkan ke DPP PDIP itu.
“Kami diperintahkan oleh DPP agar tidak boleh menyampaikan dulu sebelum SK DPP itu turun,” katanya.
Mengenai dua nama calon yang beredar saat ini yakni Taroe Sasmita dan Don Rosano, Wisnu membantahnya. “Taroe dan Don itu kan tim suksesnya wartawan, bukan dari kita,” katanya.
DPC PDIP Surabaya selama ini mengusulkan calon tunggal yakni Wisnu Sakti Buana. Berhubung adanya aturan dalam peraturan pemerintah yang menyebutkan bahwa calon yang diusulkan harus dua nama, pihak PDIP harus mencari alternatif calon yang lain.
“Calon penggantinya sampai saat ini ya pak Wisnu Sakti,” kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Syaifudin.
Informasi yang dihimpun Antara menyebutkan FPDIP melakukan lobi-lobi kepada sejumlah fraksi untuk dukungan terhadap Wisnu Sakti, salah satunya dengan pimpinan Fraksi Partai Golkar. Namun hal itu dibantah oleh Syaifudin Zuhri dengan alasan bahwa itu pertemuan biasa.
“Jangan disalahartikan demikian, kita kan satu atap. Jadi hanya pertemuan biasa,” katannya.
Kendati demikian, lanjut dia, pria yang juga menjadi anggota Komisi C DPRD Surabaya ini enggan menyebutkan sosok lain selain Wisnu. Dirinya beralasan, sebagai seorang prajurit ia tidak memiliki wewenanag untuk membocorkannya kepada media.
“Yang jelas namanya sudah ditetapkan. Tapi untuk sosoknya, memang sengaja kami rahasiakan dulu,” katanya. (ant)