Bintang Pos, Surabaya – RSU dr Soetomo kembali merawat kembar siam. Tim Pusat Penanganan Kembar Siam Terpadu (PPKST) menangani bayi yang lahir kembar tiga, namun dua bayi mengalami dempet perut. Bayi perempuan ini menderita kelainan Xyphoomphalopagus atau perlekatan di bagian tulang dada paling bawah, perut bagian atas dan liver.
Bayi pasangan suami istri, Yuda Winarno-Sika Jayanti ini akan jalani operasi pemisahan setelah berat badan kedua bayi kembar dempet perut mencapai 10 kg. Menurut Ketua (PPKST) RSU dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK, bayi tersebut lahir pada 29 Januari 2013.
“Bayi diberi nama Nurul-Rahma itu lahirnya prematur pada usia kandungan 7 bulan dengan berat badan 2 kg. Ketika berat keduanya lebih 5 kg, kita bawa ke Surabaya. Selanjutnya kita pantau hingga berat badan 10 kg sambil memberikan asupan gizi,” jelasnya, Selasa (11/6/2013).
Agus menambahkan, ketiga bayi kembar dan dua dempet perut tersebut lahir melalui operasi caesar di RS Al Huda, Banyuwngi dengan program Jaminan Persalinan (Jampersal).
“Memang orang tua bayi berencanan melahirkan di RSU dr Soetomo setelah mengetahui anaknya kembar tiga saat memasuki kehamilan bulan keenam. Namun pada kandungan ketujuh, sang ibu mengalami kontraksi dan air ketubannya pecah sehingga harus dilakukan operasi disana,” katanya.
Sementara sejak dirawat di Surabaya 3 hari lalu, kondisi Nurul-Rahma makin stabil. Dengan kenaikan berat badan 425 gram atau saat ini mempunyai berat badan 6.625 gram dibandingkan saat datang pada Minggu (9/6) lalu yang hanya mencapai 6,200 gram.
“Kondisinya semakin bagus. Berarti asupan gizinya yang kami berikan bisa diserap dengan baik,” kata Agus.
Kapan tindakan medis lanjutan akan diberikan tim dokter? Agus menjawab, pihaknya dalam beberapa pekan kedepan akan melihat perkembangan kondisi kembar siam yang lahir pada 29 Januari 2013 itu.
Agus menjelaskan, hal ini disebabkan salah satu bayi, yakni Rahma. Dalam pemeriksaan eco cardiography atau rangkaian pemeriksaan jantung pada Rahma mengalami kelainan PDA (Patent Ductus Arteriosus) atau kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.
“Dan bayi rahma mengalami PDA sedang sepanjang 2,3 milimeter,” ungkapnya.
Selain mengalami PDA sedang, kata Agus, bayi Rahma juga mengalami Pulmonary Stenosis ringan. Dengan kondisi terakhir, pihaknya merasa pemeriksaan dari ahli kardiologi dianggap sudah cukup.
“Untuk sementara kami memberinya asupan gizi yang cukup dan obat penguat jantung saja. Hasilnya semakin bagus,” ujarnya. (dtk)