https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Derita Ayu Fitri yang Mengidap Penyakit Urat Syaraf Tulang Punggung – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Derita Ayu Fitri yang Mengidap Penyakit Urat Syaraf Tulang Punggung

Derita Ayu Fitri yang Mengidap Penyakit Urat Syaraf Tulang Punggung

Bintang Pos, Surabaya – Nasib malang menimpa Eka Ayu Fitri Anggraini (10) asal Desa Karangandong, Kecamatan Driyorejo, Gresik. Putri pasangan Bambang dan Umi Kulsum itu tidak bisa melakukan aktivitas layaknya anak-anak yang berumur sepadan. Bagaimana tidak akibat menderita penyakit urat syaraf tulang punggung, dirinya hanya bisa berbaring.
Kedua kaki dan tangan Eka Ayu Fitri hanya berbalut kulit layaknya bayi gizi buruk. Begitu juga kepalanya hanya bisa merunduk dan tidak bisa tegak, layaknya anak normal.

Menurut pengakuan Bambang, putrinya dalam makan dan minum setiap harinya terpaksa harus disuapi. Sebab, kedua tangannya tidak bisa digerakkan.

“Kondisi anak saya seperti begini sudah dialami sejak berusia 3 bulan,” ujarnya sambil meneteskan air mata kepada wartawan, Jumat (14/06/2013).

Bambang menuturkan, musibah itu bermula saat anaknya berusia 1 bulan. Eka Ayu Fitri sedang tidur di pangkuan kedua kaki istrinya. Sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya duduk berselonjor. Istrinya mengantuk dan tiba-tiba Eka Ayu Fitri terjatuh.

“Tapi, dia tidak sakit. Badannya juga tidak panas karena keseleo atau gimana. Jadi, tidak pijatkan oleh istri saya,” tuturnya.

“Setelah terjatuh itu, pertumbuhan anak saya tidak seperti bayi normal. Biasanya umur 3 bulan bisa tengkurap. Tapi ini sebaliknya kedua kaki dan tangannya lemas seperti masih bayi,” tutur Bambang.

Karena kondisi  ekonomi yang pas-pasan, Bambang dan istrinya tidak mampu membawa anaknya ke rumah sakit untuk mendapat pelayanan dari dokter yang maksimal. “Saya hanya membawanya ke bidan atau puskesmas dan pengobatan alternatif,” paparnya.

Diakui Bambang, sampai sekarang untuk merawat Eka Ayu Fitri, dirinya terpaksa menitipkan anaknya tersebut ke neneknya. Hal ini dilakukan karena harus bekerja di pabrik sandal dan kerupuk untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Kendati telah bekerja keras, uang gaji tiap bulan belum cukup menutupi kebutuhan hidup setiap hari. “Meski sekarang, saya sudah karyawan tetap dengan gaji Rp 1,5 juta per bulan. Tapi, hasil gaji tetap belum cukup,” tukasnya.

Akibat gaji yang tidak cukup itu, Bambang dan istrinya bertahun-tahun tidak berani membawa Eka Ayu Fitri ke rumah sakit. Sebagai gantinya hanya dibawa ke pengobatan alternatif. Namun, setelah ada orang lain yang iba melihat kondisi Eka Ayu Fitri. Baru berani memeriksakan penyakit anaknya ke RSUD Ibnu Sina dengan menggunakan pelayanan Jamkesmas.

“Kami  masih ketakutan untuk membawa berobat ke rumah sakit dengan menggunakan kartu Jamkesmas meskipun masih diminta membayar sebagian,” kata Bambang.

Kondisi yang dialami Eka Ayu Fitri berbanding terbalik dengan adiknya, Muhamad Ibnu Rizal (6). Dia tumbuh sehat dan normal layaknya anak-anak.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Medik, RSUD Ibnu Sina, dr Sandra VIH, M.Kes terkait dengan penyakit yang diderita Eka Ayu Fitri mengatakan, pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas akan digratiskan.

“Pasien Jamkesmas itu tetap bayar. Tapi yang membayar biaya pengobatan adalah pemerintah. Untuk itu, kami akan melayani semaksimal mungkin pelayanan medis,” ungkapnya. (bjt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *