Bintang Pos, Surabaya – Dalam paparannya pada acara Budaya Damai Dalam Perspektif Regional ASEAN di Jakarta, Kamis (14/3), Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan perdamaian di negara manapun akan sulit dibangun tanpa adanya sistem demokrasi.
Menurut Djoko, Indonesia merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi prinsip demokrasi sehingga perdamaian dapat terwujud. Semakin meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya demokrasi, Djoko yakin Indonesia dapat berperan sebagai pemimpin perdamaian di kasawan Asean.
Djoko menegaskan, Indonesia sebagai negara demokrasi dengan perekonomian dan keamanan yang terus meningkat mampu berkontribusi untuk stabilitas perdamaian di Asean dan Indonesia menurut Menkopolhukam akan berbuat lebih banyak lagi.
Hal senada juga disampaikan Direktur ASEAN Foundation, Makarim Wibisono.
“Kita di ASEAN itu negara yang paling besar teritorinya, paling besar penduduknya, paling tinggi PDBnya dan juga memiliki pengalaman didalam mengatasi berbagai masalah-masalah yang ada di tanah air sendiri. Saya kira Indonesia memiliki potensi untuk melakukan sesuatu dalam mengatasi masalah-masalah yang ada di Asia Tenggara,” ujar Makarim.
Ia menambahkan, sebagai negara yang semakin maju dalam berbagai hal, Indonesia sudah siap menuju pembentukan Komunitas Asean 2015.
”Pembentukan komunitas Asean 2015, Indonesia akan ke sana, memang 100 persen semua blueprint yang tercetak itu tidak akan tercapai, akan tetapi pokok-pokok daripada langkah-langkah itu sudah menuju ke arah sana,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif The Habibie Center, Rahimah Abdulrahim berpendapat, Indonesia memang berpotensi memimpin perdamaian di kawasan ASEAN, namun hingga saat ini potensi tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik.
”Di Indonesia itu alat-alatnya untuk mencapai untuk perdamaian itu ada – sistem demokrasi kita sudah berjalan, ruang untuk dialog itu sangat terbuka, kalau ada yang bilang bahwa Indonesia itu harus leading saya percaya itu bisa,” ujarnya.
“Jadi menurut saya Indonesia sebagai salah satu negara yang paling demokratis di Asean mempunyai kemampuan sebagai pemimpin dalam pencapaian perdamaian di dalam negeri maupun di Asean. Masalahnya sekarang kita masih banyak konflik-konflik yang terjadi itu karena alat-alat itu tidak dipakai, bukan itu tidak ada,” tambahnya.
Rahimah menambahkan upaya perdamaian akan sia-sia jika pemerintah tidak mengimbanginya.
“Kalau tidak dibarengi dengan adanya political will, adanya pencapaian atau konsensus ataupun mediasi, menurut saya itulah kuncinya untuk supaya konflik-konflik yang terjadi bukannya kita tidak bisa menyelesaikan, tetapi masih ada kendala-kendala apakah itu politik atau kendala yang lain,” ujarnya.(voa-pgh)