Bintang Pos, Surabaya – Jurnalis Hong Kong mengecam serangan atas dua juru kamera yang sedang bertugas di dekat rumah istri Liu Xiaobo, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, dan menuduh tindakan itu sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers.
Dua kamerawan itu diserang orang tidak dikenal ketika sedang merekam kunjungan seorang aktivis ke rumah Liu Xia, Jumat. Istri Liu Xiaobo itu sebelumnya telah dikenai tahanan rumah di apartemennya oleh pemerintah China.
“Seorang kamerawan dipukul tepat di wajah dan didorong ke tanah sementara penyerang lain mencoba merebut paksa kamera wartawan lain sembari memukulnya di bagian kepala,” lapor televisi berita Hong Kong TV.
“Kekerasan itu bentuk pelanggaran atas kebebasan pers,” kata Asosiasi Jurnalis Hong Kong, dalam pernyataan, Jumat malam.
Pemerintah China sangat paranoid atas kebebasan pers di negara Tirai Bambu itu. Beberapa hal yang masuk daftar sangat sensitif untuk diliput di China adalah isu Tibet dan Falun Dafa alias Falun Gong, organisasi meditasi kemasyarakat yang sangat banyak pengikutnya.
Atas nama stabilitas nasional dan kepentingan Partai Komunis China, pemerintah China sangat anti pada kebebasan pers; terutama oleh jurnalis mancanegara yang bertugas di negara itu. Pengamat mengkhawatirkan, jika terus bersikap demikian, maka gerakan dari rakyat di China bisa semakin subur.
Penyerangan terhadap insan pers bukan merupakan hal yang baru terjadi di China Daratan. Asosiasi itu mengatakan tingkat kekerasan dalam serangan terbaru itu menunjukkan keadaan yang semakin memburuk.
Aktivis Hong Kong, Yang Kuang, Jumat, mencoba mengunjungi Liu Xia. “Beberapa jam setelah itu dia digiring ke mobil polisi dan kini keberadaannya tidak diketahui,” lapor South China Morning Post, Sabtu.
Penjaga keamanan di apartemen Liu Xia menolak memberi ijin Yang Kuang masuk mengunjungi istri peraih Nobel Perdamaian itu. Insiden itu terjadi sebelum sekelompok orang tak dikenal menyerang dua wartawan sambil mengeluarkan kata-kata tidak pantas kepada mereka.
Liu Xia telah menjalani tahanan rumah sejak 2009 atau sejak suaminya dijebloskan ke penjara 11 tahun karena melakukan tindakan subversi melawan pemerintah China.
Saat itu Liu Xiaobo membidani petisi reformasi Hong Kong hingga dirinya mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian pada Oktober 2010.
Pada Desember, sejumlah aktivis China termasuk Hu Jia menerobos penjagaan keamanan di sekitar apartemen Liu Xia untuk mengunjungi istri pemenang Nobel Perdamaian itu. Kunjungan menuju kediaman Liu Xia itu adalah pertama kalinya terjadi selama dua tahun terakhir.
Warga Hong Kong sendiri kerap melancarkan protes terhadap pemerintah China yang terlalu menekan kebebasan rakyat. Terdapat kebijakan berbeda antara Hong Kong di bawah otoritas Inggris dan pemerintah China.(ant-pgh)