SURABAYA – Sejumlah nama kandidat pengganti Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jatim Martono yang sudah dinonaktifkan mulai bermunculan. Dari kabar yang beredar, setidaknya ada lima nama yang digadang-gadang akan mengisi orang nomor satu dijajaran Golkar Jawa Timur.
Diantaranya adalah Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jatim sekaligus anggota DPRD Jatim, Gatot Sudjito; Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Yusuf Husni; Bupati Malang, Rendra Kresna; Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto, dan Wakil Ketua DPD Golkar Jatim sekaligus Ketua Komisi A DPRD Jatim, Sabron Djamil Pasaribu.
Sementara Sekretaris DPD Golkar Jatim Gesang Budiarso menilai Gatot Sudjito punya peluang besar untuk menggantikan Martono. Dia mengaku siap mendukung dalam Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD Partai Golkar Jatim jika Gatot Sudjito maju. “Saya kira Pak Gatot pantas menggantikan posisi Pak Martono yang telah nonaktif,” katanya usai rapat antara Pelaksana Tugas (Plt) dengan pimpinan DPD II Golkar se-Jatim di kantor DPD Golkar Jatim, Senin (22/7). Dia juga membenarkan ada sejumlah nama lain yang mencuat dalam bursa Ketua DPD Golkar Jatim.
Dukungan terhadap Gatot Sudjito itu juga dilontarkan oleh Ketua DPD II Golkar Surabaya Adies Kadir Mapong. Dia mengaku pihaknya akan mendukung jika nanti Gatot mencalonkan diri dalam Musdalub. ”Kami siap mendukungnya kalau nanti Pak Gatot maju,” tandasnya.
Di sisi lain Plt Ketua DPD Golkar Jatim Zainuddin Amali mengatakan pihaknya masih belum mengambil keputusan mengenai penyelenggaraan Musdalub. Besar kemungkinan pelaksanaan rapat untuk mencari ketua baru itu akan dilakukan setelah Ramadan. “Kami masih mencari waktu yang tepat untuk mengelar pelaksanaan Musdalub,” katanya.
Dia mengatakan, yang menjadi fokusnya saat ini adalah melakukan konsolidasi di internal partai. Langkah untuk meningkatkan elektabilitas partai Golkar di Jatim yang merosot. “Kami masih fokus untuk melakukan konsolidasi dengan daerah-daerah. Fokus kami dalam waktu dekat adalah Pilgub karena Golkar mendukung Karsa kami akan bekerja maksimal dalam memenangkannya,” tandasnya.
Sosiolog Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Ali Imron menilai kandidat Ketua DPD Golkar Jatim nantinya harus bisa menyatukan partai. Hal itu sangat dibutuhkan karena waktu konsolidasi partai sudah sangat mepet.
“Harus mampu menyatukan faksi-faksi yang ada agar mesin partai bisa bekerja secara optimal. Waktu Pileg (Pemilihan Legislatif) dan Pilpres (Pemilihan Presiden) kan sudah dekat, jadi ketua yang baru nanti harus bisa menggerakkan mesin partai,” tandasnya.
Dia manandaskan, jika nantinya konsolidasi di daerah itu berhasil, maka peluang Golkar Jatim untuk menyaingi partai besar lainnya dalam perolehan suara sangat terbuka. ”Pemilih partai Golkar terutama dari kalangan generasi tua sangat loyal,” tegasnya lagi.
Seperti diberitakan, Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Martono dinonaktifkan dari jabatannya. Kebijakan itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar bernomor Kep-271/DPP/GOLKAR/VII/2013 tertanggal 10 Juli 2013.
Martono sendiri ketika dikonfirmasi mengaku tidak keberatan dicopot dari jabatannya. Dia mengatakan, meski telah dicopot dari Ketua DPD Golkar Jatim, dirinya akan tetap berada dalam partai tersebut. ”Kemarin memang sudah ada yang mengusulkan saya masuk dalam dewan pertimbangan, tetapi bagi saya meski di luar struktur tetap mengabdi. Saya akan tetap menjadi kader Golkar,” tukasnya.sps