Bintang Pos, Surabaya-Tahukah Anda, jika sebagian besar penyakit yang Anda derita berawal dari kelalaian Anda dalam mengonsumsi buah dan sayuran. Ironisnya dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia, 93,6 persen yang berusia diatas 10 tahun ternyata belum membiasakan diri untuk mengkonsumsi buah dan sayuran.
Hal itu diungkapkan oleh Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc MS SpGK, dokter spesialis Gizi Klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Fiastuti mengakui angka kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi sayur dan buah masih sangat rendah.
Latar belakang pendidikan dan ekonomi yang lebih baik pun ternyata belum menjamin seseorang sadar akan kebutuhan asupan sayur dan buah yang seharusnya dikonsumsi 3 sampai 5 porsi sayur dan 2 sampai 3 potong buah dalam sehari menurut Undang-undang Kesehatan No 36 tahun 2009.
“Saat ini rata-rata konsumsi buah dan sayur dari masyarakat Indonesia hanya 2,5 porsi per hari. Dan yan lebih memprihatinkan lagi konsumsi buah dan sayur warga Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara Vietnam dan Kamboja yang baru merdeka serta secara pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari Indonesia,” ujarnya dalam acara kampanye edukatif Untuk konsumsi buah teratur yang digelar Zespri (produsen buah kiwi), yang bertema Feel The Difference, Rabu (29/5/2013).
Lebih menyedihkan lagi, sebagian besar warga Indonesia sudah mengetahui secara keseluruhan makna 4 sehat 5 sempurna. Dimana buah dan sayuran menjadi salah satu konten 4 sehat yang harus dipenuhi masyarakat untuk gizi yang seimbang. Namun kenyataannya tak banyak yang menjadikannya kebiasaan yang mengakar.
“Sebagian mengkonsumsi buah dan sayur hanya ketika mereka ingat. Apalagi buah, tak semua masyarakat mau mengkonsumsinya setiap hari. Padahal tak semua buah mahal dan banyak buah yang bisa didapatkan sepanjang tahun dengan harga terjangkau. Jadi seharusnya masalah ekonomi tak menjadi persoalan penghambat penting bagi masyarakat,” jelasnya.
Dikatakan, beberapa dari masyarakat mengaku sudah menkonsumsi buah dan sayur, namun sayangnya itu tidak dilakukannya setiap hari. Padahal kontiniutas sangat diperlukan mengingat pencernaan manusia membutuhkan serat untuk membantu membersihkan dinding usus sehingga tak menghambat metabolisme makanan.
“Nah salah satu alarm yang mudah, bagi kita saat tak mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari adalah buang air besar menjadi tersendat. Namun bagi sebagian besar orang, tak buang air besar selama 2 hari bahkan berhari-hari dianggap biasa, padahal sebagian besar penyakit berawal dari saluran pencernaan yang tak lancar sehingga menyebabkan berbagai penyakit hingga yang paling parah terjadinya kanker saluran cerna,” jelasnya.
Efek kekurangan Buah
Efek kekurangan buah tak serta merta terlihat dalam sehari bahkan sepekan, melainkan akan terlihat dan bahkan langsung kronis setelah bertahun-tahun tak mengkonsumsi buah secara teratur. Diantaranya, timbulnya penyakit generatif lebih cepat dari yang semestinya seperti, kencing manis, kanker, obesitas, dan penuaan dini. Sedangkan efek yang lebih parahnya adalah meningkatnya angka kematian akibat kanker saluran pencernaan yang kini mencapai angka 14 persenm Resiko kematian akibat jantung koroner sebesar 11 persen serta akibat stroke sebesar 9 persen.
“Buah memiliki banyak kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, mulai dari vitamin C, vitamin E, yang berguna untuk menjaga metabolisme tubuh serta antidioksidan serta serat, yang membantu melancarkan pencernaan hingg membantu penyerapan gula lebih lambat sehingga menjaga fluktuatif kadar gula darah dalam tubuh,” beber Fiastuti.
Dijelaskan, buah juga tak harus mahal, karena tak semua buah yang mahal itu mengandung asupan gizi yang tinggi pula. Contohnya pepaya yang justru memiliki vitamin C buah 61,8 persen dibandingkan apel yang hanya 4,6 persen. Begitu juga vitamin E-nya.
“Jika ingin yang memiliki vitamin C dan E yang lebih tinggi lagi dibandingkan jeruk, juga ada. Yakni cukup dengan mengkonsumsi buah kiwi setiap hari. Karena dalam buah kiwi keluaran Zespri saja misalnya yang Zespri Green saja memiliki 85,1 persen kandungan vitamin C dari setiap 100 gram buah kiwi.Dan kandungan yan paling tinggi adalah Zespri Sun Gold sebanyak 161,3, secara keseluruhan kiwi vitamin C nya dua kali lebih tinggi dibandingkan jeruk dan vitamin E-nya 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan apel,” akunya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yuyuh Sukmana, Market Development Manager untuk Indonesia, dimana untuk produk kiwi segar yang diproduksi kumpulan petani kiwi di New Zealand yang tergabung dalam wadah perusahaan bernama Zespri ini, memang jauh lebih tinggi kandungan vitaminnya dibandingkan buah lain. Karena cukup dengan 2 butir kiwi segar sehari, kebutuhan tubuh terhadap buah sudah langsung bisa terpenuhi.
“Para petani dan peneliti di perkebunan kiwi kami juga terus menggembangkan varietas kiwi yang lebih segar dan lebih tinggi kandungan vitamin, enzim unik actinidin yang baik untuk pencernaan serta asam folat untuk mencegah ibu hamil melahirkan anak yang cacat seta memiliki glycaemic indek yang rendah,” kata Yuyuh.
Meskipun saat ini harga yang dipatok untuk setiap 100 gram kiwi produksi Zespri masih tergolong tinggi dibandingkan harga buah yang lain didalam negeri, namun hal itu dianggap sebanding dengan kandungan gizi yang ada dalam kiwi. Buah yang berasal dari China ini memang memiliki segudang manfaat, sehingga wajar pembudidayaan hingga pengepakannya pun harus dilakukan sesempurna mungkin agar tak rusak dan mengurangi kandungan gizinya.
“Untuk menyadarkan masyarakat Indonesia akan khasiat kiwi ini, kami terus menggelar kampanye “Feel The Difference”. Dimana kami ingin menunjukkan dan merasakan nikmatnya kiwi produksi kami, termasuk mulai dari cara memakan yang asyiknya, karena cukup dipotong dua dan langsung di skop dengan sendok. Jadi memakannya tak sesulit yang dibayangkan para ibu rumah tangga,” jelasnya.
Dalam kampanye ini Zespri juga mengenalkan 2 varietas barunya yakni Zespri Sun Gold dan Zespri Sweet Green. Khusus untuk Zespri Sweet Green akan dipasarkan untuk pasar Asia, mengingat orang Asia termasuk Indonesia lebih menyukai kiwi dengan rasa yang lebih manis dan sedikit sekali rasa asemnya. Dua varietas baru ini berdasarkan hasil riset tim ahli botani Zespri di New Zealand.
“Dibeberapa negara kami pun sudah mulai menawarkan kiwi organik. Tetapi untuk Indonesia sendiri kami sedang menjajaki pasarnya. Dengan begitu akan banyak pilihan kiwi Zespri yang bisa dinikmati masyarakat di 70 negara sasaran distribusi kami,” tandasnya.(bjt)