Madura9, Bangkalan – Jargon ‘Vaksin (Covid-19) Aman dan Halal’ yang terpasang di Pendapa Agung Bangkalan, Rabu (27/1/2021), juga terpasang di semua kabupaten/kota yang melaksanakan vaksinasi pencegahan penularan Covid-19 di Jatim.
Bupati Bangkalan, RK Abdul Latif Amin Imron (Ra Latif) yang kali pertama divaksin pun belum merasakan reaksi dari vaksinasi itu. Dan ia mengaku ‘fine saja’ beberapa saat setelah menerima suntikan.
Ra Latif divaksin pertama bersama unsur forkompida di Pendapa Agung Bangkalan itu. Usai divaksin, Ra Latif menyatakan tidak merasakan efek samping apa pun. “Aman, tidak ada keluhan. Untuk masyarakat umum, prioritasnya usia 18-58 tahun dan tidak memiliki komorbit,” kata Ra Latif.
Vaksin produksi Sinovac Biotech, China yang bekerjasama dengan PT Bio Farma tiba di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan pada Selasa, (26/1/2021) pukul 01.00 WIB.
Ra Latif mengungkapkan, pendistribusian ribuan dosis vaksin Covid-19 dilakukan mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB ke 27 puskesmas dan fasilitas kesehatan se-Kabupaten Bangkalan. “Kami memiliki sebanyak 3.000 lebih tenaga medis, besok mereka giliran divaksin,” ungkap Ra Latif.
Ia menjelaskan, pendistribusian Vvaksin Covid-19 tahap pertama dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang diterima Dinas Kesehatan Bangkalan sejumlah 2.484 dosis. “Insya Allah besok datang vaksin tambahan, kurang lebih 1.440 dosis,” jelas Ra Latif.
Usai unsur Forkopimda Bangkalan, vaksinasi dilanjutkan terhadap sejumlah pejabat. Di antaranya Sekdakab Bangkalan Ir Taufan Z, Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Sudiyo, hingga tokoh ulama KH Imron Fatah. “Vaksinasi tahap kedua akan dilakukan dua minggu lagi,” tuturnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Sudiyo menyatakan, tenaga medis berada di urutan kedua klaster penyebaran Covid-19. Disusul klaster perkantoran, namun urutan pertama adalah klaster transmisi lokal.
Transmisi lokal adalah suatu kondisi di mana seseorang bisa terinfeksi tanpa harus bepergian ke luar wilayah atau bertemu dengan orang asing dari luar wilayahnya.
Ra Latif menambahkan, bagi masyarakat penderita penyakit penyerta atau komorbit seperti diabetes, hipertensi, dan jantung untuk sementara ini tidak boleh divaksin. (Trbn)