https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Bupati Khawatirkan Ketahanan Pangan di Malang Terganggu – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Bupati Khawatirkan Ketahanan Pangan di Malang Terganggu

Bupati Khawatirkan Ketahanan Pangan di Malang Terganggu

Bintang Pos, Malang – Bupati Malang Rendra Kresna mengaku khawatir ketahanan pangan di wilayahnya akan terganggu, karena semakin bertambah luasnya areal tanaman tebu di daerah itu.

“Bertambahnya pabrik gula (PG) yang dalam waktu dekat ini akan direalisasikan, secara otomatis akan ada areal perkebunan tebu baru, apalagi PG yang bakal dibangun ini kapasitas produksinya cukup besar, yakni 12 ribu TCD,” tegas Rendra Kresna di Malang, Senin.

Ia mengakui PG baru membutuhkan areal tanaman tebu sekitar 30 hektare, belum lagi ditambah petani padi yang beralih ke tanaman tebu, sehingga tidak menutup kemungkinan areal pertanian padi juga akan terus menyusut.

Menyusutnya lahan pertanian padi tersebut, kata Rendra, secara otomatis juga akan mengganggu ketahanan pangan di Kabupaten Malang yang selama ini selalu surplus beras hingga 67 ribu ton per tahun.

Lahan pertanian, khususnya sawah di wilayah Kabupaten Malang, dalam beberapa tahun terakhir ini terus mengalami penyusutan akibat dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan tebu dan puncaknya terjadi pada tahun 2009.

Akhir-akhir ini petani beranggapan, keuntungan menanam tebu lebih besar ketimbang padi. Apalagi akhir-akhir ini harga gula juga terus naik yang secara otomatis juga meningkatkan harga jual tebu.

Pada tahun 2004, luas lahan perkebunan tebu di Kabupaten Malang hanya 28 ribu hektare, tahun 2005 menjadi 32 ribu hektare dan tahun 2006-2007 menjadi 35 ribu hektare, dan tahun 2009 mencapai 40-42 ribu hektare.

Jika tren pengalihfungsian tersebut terus terjadi, pola tanam petani dan pengaturan air irigasi akan terganggu secara signifikan, terutama pada tanaman padi yang luasannya saat ini tinggal 56 ribu hektare itu.

“Kami berharap petani padi yang ada saat tidak akan mengalihfungsikan lahannya menjadi areal tanaman tebu atau fungsi lainnya, seperti untuk industri maupun perumahan. Sedangkan PG yang akan dibangun di Poncokusumo nanti membuka lahan tanaman tebu sendiri di kawasan itu, sehingga tidak menganggu pertanian padi yang sudah ada,” tegas Rendra.(ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *