https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

PENDIDIKAN – Page 6 – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Pandangan Ikatan Dokter Anak soal Sekolah Tatap Muka Segera Mulai

Pandangan Ikatan Dokter Anak soal Sekolah Tatap Muka Segera Mulai

nusantara7.com ,Jakarta – Beberapa daerah, termasuk di DKI Jakarta akan segera memulai sekolah tatap muka. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan pandangan hal-hal penting yang perlu diperhatikan saat sekolah mulai dibuka.

Dalam keterangan resmi IDA yang ditandatangani oleh Ketua IDAI Aman B Pulungan dan Sekretaris Umum IDAI Hikari Ambara Sjakti, IDI menimbang tiga hal sebagai dasar memberikan pandangan.

“Pertama, telah dimulainya pelaksanaan imunisasi anak usia > 12 tahun dan usia dewasa. Kedua, Penurunan kasus COVID-19 di beberapa wilayah Indonesia. Ketiga Penutupan sekolah yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun,” tulis IDAI dalam keterangan di situsnya, Minggu (29/8/2021). Continue reading →

Unesa: Beri motivasi dan siapkan pendidikan gratis untuk atlet Indonesia di Paralimpiade Tokyo

Unesa: Beri motivasi dan siapkan pendidikan gratis untuk atlet Indonesia di Paralimpiade Tokyo

Madura9, Surabaya – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberikan motivasi dan menyiapkan pendidikan gratis untuk atlet Indonesia yang sedang berjuang di ajang Paralimpiade Tokyo 2020.

Motivasi diberikan Rektor Unesa Prof. Nurhasan bersama Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Supratomo kepada salah satu atlet bulu tangkis Indonesia asal Jawa Timur, Khalimatus Sa’diyah yang live dari Tokyo, Rabu.

Kepada Khalimatus, Nurhasan berpesan agar bisa bertanding dengan senyaman mungkin, tanpa beban, tanpa tekanan. Menurutnya, urusan juara itu bonus, yang penting nikmati pertandingan dengan sepenuh hati, lakukan yang terbaik, dan hasilnya pun akan baik.

“Sampaikan kepada teman-teman yang lain juga (atlet Indonesia) kami di sini terus mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk teman-teman di Tokyo, bertanding yang baik, nyaman, dan tetap optimis,” ucapnya.

Pria yang biasa disapa Cak Hasan itu melanjutkan, mendengar nama putra-putri Jatim dan Indonesia bisa sampai di Tokyo dan berjuang di ajang bergengsi tersebut sudah membuat bangga masyarakat tanah air.

Sebagai bentuk apresiasi, Nurhasan mengatakan bahwa Unesa memberikan pendidikan gratis baik S1 hingga S3 kepada para atlet Indonesia yang turun di Paralimpiade Tokyo 2020 itu.

“Pulangnya dari situ (Tokyo), mau juara atau tidak, teman-teman yang berminat studi, monggo di Unesa kita siapkan gratis mau S1 atau S-2, silakan. Ini kita sudah bicarakan sama pak Menteri (Menpora). Untuk para atlet kita berikan yang terbaik sebagaimana usaha terbaik yang mereka upayakan untuk Indonesia di berbagai ajang,” ujarnya.

Pendidikan gratis tersebut, lanjutnya, merupakan wujud apresiasi untuk para atlet dan sebagai wujud kolaborasi untuk Jatim dan Indonesia yang lebih berprestasi.

Baginya, tidak mudah menjadi atlet, apalagi yang turun di ajang Internasional. Butuh proses dan usaha yang panjang dan setiap tahapnya pun cukup menantang.

“Ini wujud dukungan Unesa sebagai kampus yang ramah disabilitas termasuk kepada para atlet paralimpiade Indonesia. Selain itu, Unesa juga terus mengembangkan pendidikan dan layanan anak-anak disabilitas dengan menggandeng beberapa pihak luar negeri, termasuk Spanyol,” ucapnya.

Kadispora Jatim Supratomo pada kesempatan itu mengatakan bahwa pihaknya bersama Unesa akan terus bersinergi untuk dunia olahraga Jatim dan Indonesia pada umumnya yang lebih maju dan berprestasi.

“Terima kasih kepada Unesa, ini apresiasi yang luar biasa untuk para atlet. Kami bangga kepada Khalimatus dan teman-teman yang lain di Tokyo. Tetap fokus dan yakin pasti bisa, itu paling penting. Berlatihlah seperti kamu bertanding dan bertandinglah seperti kamu berlatih,” pesannya.

(ant)

Vaksinasi Bukan Kriteria Pembukaan Sekolah Tegas Nadiem

Vaksinasi Bukan Kriteria Pembukaan Sekolah Tegas Nadiem

Jakarta – Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menjelaskan bahwa kondisi yang mendukung pembukaan pembelajaran tatap muka atau PTM di sekolah adalah level PPKM di setiap daerah. Nadiem mengatakan vaksinasi Corona bukanlah syarat untuk sekolah tatap muka.

“SKB 4 Menteri tidak pernah berubah kecuali satu saja, bahwa yang PPKM level 4, itu tidak boleh melakukan PTM, itu saja. Di level 1, 2, dan 3, di mana semakin banyak daerah yang turun dari 4 ke 3, apalagi di Jawa dan Bali karena angkanya sudah lumayan cepat turun. Untuk PPKM level 1, 2, dan 3 itu semuanya itu SKB 4 Menteri masih berlaku,” kata Nadiem dalam raker dengan Komisi X DPR RI yang disiarkan akun YouTube DPR, Senin (23/8/2021).

Dalam penjabarannya, Nadiem mengatakan lebih dari separuh sekolah di Tanah Air saat ini berada di daerah PPKM level 1 hingga 3. Angka tersebut menurut Nadiem akan membesar, sebab daerah yang mengalami PPKM level 4 akan segera turun.

“Jadi karena PPKM level 1, 2, dan 3 itu semuanya boleh melalukan PTM terbatas, sekitar 63% sekolah kita itu ada di level 1, 2, dan 3, dan angka 63% ini akan semakin membesar, karena banyak sekali daerah yang level 4 akan turun terutama di Jawa dan Bali, kalau di luar Jawa dan Bali lumayan masih meningkat,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Nadiem mengatakan 63% sekolah yang berada di daerah PPKM level 1 hingga 3 bisa melaksanakan sekolah tatap muka secara terbatas, yakni melakukan protokol kesehatan dan hybrid.

“Jadi sekarang, bapak-ibu anggota Komisi X, 63% dari sekolah kita sudah bisa melaksanakan PTM. Ini suatu hal yang mungkin mengejutkan, tapi ini adalah hasil perjuangan kita bahwa pada saat angka-angka mulai menurun, kita bilang semua level 1 sampai 3 harus boleh melakukan tatap muka,” ucapnya.

Vaksinasi Bukan Kriteria Pembukaan Sekolah

Selain itu, masih dalam penjabaran yang sama, Nadiem menegaskan bahwa vaksinasi bukan syarat untuk sekolah tatap muka. Syarat sekolah tatap muka adalah level PPKM di sebuah daerah.

“Vaksinasi itu bukan pra kondisi atau kriteria pembukaan sekolah. Saya ulangi sekali lagi, vaksinasi itu bukan keperluan atau kondisi pemerintah untuk membuka sekolah. Kondisinya untuk membuka sekolah adalah dia adalah ada di level 1 sampai 3, itu saja. Level 1 dan 3, semua sekolah di level 1 dan 3 boleh melaksanakan tatap muka,” sebut Nadiem.

Vaksinasi guru ditegaskan Nadiem syarat untuk membuka sekolah tatap muka. Jika guru di daerah PPKM level 1 hingga 3 sudah divaksinasi, sekolah wajib melakukan sekolah tatap muka.

“Tapi vaksinasi guru menjadi kondisi kewajiban membuka tatap muka. Jadi bukan vaksinasi dulu baru tatap muka, tapi gurunya sudah vaksinasi, dia wajib memberikan opsi tatap muka. Ini sangat berbeda, karena banyak di masyarakat banyak berpendapat ‘oh, berarti harus vaksinasi dulu’, tidak,” ucap Nadiem.

“Malah kalau sudah divaksinasi gurunya lengkap, itu diwajibkan, kalau di level 1 dan 3,” imbuhnya. (dtk)

Begini Skenario dari Ketua Komisi X DPR Usul Sekolah Jadi Zona Aman COVID

Begini Skenario dari Ketua Komisi X DPR Usul Sekolah Jadi Zona Aman COVID

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan sekolah tatap muka bisa segera dibuka apabila seluruh siswa telah menjalani vaksinasi COVID-19. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengusulkan agar semua sekolah ditetapkan sebagai zona aman Corona. Begini skenarionya.

“Presiden Jokowi memastikan sekolah akan segera dibuka jika vaksinasi COVID-19 berjalan lancar. Kami meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menjadikan sekolah sebagai zona aman COVID-19, baik dari sisi kesehatan maupun sebagai ujung tombak kampanye hidup, dengan kebiasaan baru di era pandemi,” ujar Syaiful Huda, Jumat, (20/8/2021).

Seperti diketahui, Presiden Jokowi mempersilahkan pembukaan sekolah tatap muka jika seluruh pelajar telah menjalani vaksinasi Corona. Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat berdialog dengan sejumlah pelajar, guru dan kepala sekolah dari berbagai provinsi secara virtual, di sela kunjungan kerja ke SMP Negeri Mejayan, Madiun, Jawa Timur, Kamis (19/8).

Huda menjelaskan pembukaan sekolah layak segera dilakukan mengingat kian banyaknya tingkat vaksinasi guru dan siswa. Selain itu tren penurunan kasus harian maupun kasus aktif juga terus terjadi.

“Kami berharap pembukaan sekolah secara terbatas yang dikombinasikan dengan pembelajaran online bisa mengembalikan ikatan emosional dari peserta didik, atas lingkungan sekolah mereka. Pembukaan sekolah ini juga bisa membuat anak-anak terbiasa untuk hidup situasi new normal,” katanya.

Lebih lanjut Huda menyebut jumlah anak terpapar COVID-19 di Indonesia cukup tinggi jika dibandingkan sejumlah negara di dunia. Menurutnya, karena anak lebih memiliki banyak waktu untuk bermain di luar rumah.

“Akibatnya anak-anak sering berkumpul dan bermain ke luar rumah tanpa pengawasan ketat, termasuk apakah mereka melakukan protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak, saat bermain di luar rumah,” sebut pimpinan Komisi X dari Fraksi PKB itu.

Huda menilai dengan sekolah tatap muka, maka gerak-gerik anak justru dapat dikontrol. Mereka di sekolah bisa berinteraksi dan mendapatkan bimbingan langsung dari guru maupun teman, tentang bagaimana harus beradaptasi dengan kebiasaan baru di kala pandemi.

“Para siswa pun bisa mempraktikan secara langsung bagaimana harus memakai masker dengan benar, bagaimana harus menjaga jarak, bagaimana membiasakan diri untuk cuci tangan dan praktik-praktik baik lainnya,” tutur Huda.

Kendati demikian, upaya mewujudkan sekolah sebagai zona aman COVID-19 bagi anak harus dipersiapkan dengan matang. Begini skenario usulan Huda.

“Mulai dari skenario berangkat dan pulang sekolah, pembatasan jam sekolah, pembatasan ruang kelas, daftar item sarana-prasarana yang harus disiapkan sekolah, hingga tuntasnya vaksinasi guru dan tenaga kependidikan,” paparnya.

Terakhir, Huda juga melihat sudah saatnya ada perubahan cara pandang terhadap siswa sekolah, yang selama ini kerap dipandang sebagai objek program penanganan COVID-19. Dia mengusulkan agar siswa justru dijadikan agen untuk mengkampanyekan hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Apalagi saat ini pemerintah sudah menyatakan remaja usia 12-18 tahun, yang ini rata-rata usia sekolah, juga bakal menjadi sasaran vaksinasi COVID-19. Tentu para siswa bisa dijadikan sebagai duta kampanyenya,” pungkasnya.

(dtk)

Putrinya Jadi Paskibraka di Istana Merdeka, Bangganya Buruh Pabrik di Riau

Putrinya Jadi Paskibraka di Istana Merdeka, Bangganya Buruh Pabrik di Riau

Jakarta – Rasa haru dan bangga tengah menyelimuti pasangan suami istri di Riau, Herry dan Nurdiana Ritonga. Bagaimana tidak, putri cantiknya, Dwita Okta menjadi satu dari 68 pengibar bendera pusaka di Istana Merdeka.

Pemilik nama Dwita Okta Amelia Hardian tersebut kini berusia 16 tahun. Tepat hari ini, Dwita, menjadi pusat perhatian jutaan pasang mata setelah terpilih jadi pasukan pengibar sang saka merah putih.

Sang ayah yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Perkebunan Sawit Nusantara V Rokan Hulu itu mengaku tak menyangka putrinya bakal terpilih menjadi Paskibraka. Apalagi hingga tampil mewakili Provinsi Riau.

“Anak saya berasal dari SMA Negeri I Kunto Darussalam. Jauh dari kebisingan kota dan inilah yang buat kami awalnya tak percaya, tapi hari ini kami dibuat bangga,” kata Herry kepada wartawan, Selasa (17/8/2021).

Perlahan Herry bercerita bahwa selama ini putrinya jarang keluar rumah. Dia memilih belajar hingga mengantarkannya menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolahnya.

Sebagai buruh pabrik, Herry tentu sangat bangga melihat putrinya. Ini juga dinilai akan menjadi bekal dan motivasi Dwita meraih cita-cita menjadi polisi wanita atau Polwan.

“Dia memang bercita-cita menjadi anggota Polri. Makanya dia telan semua ilmu untuk menambah wawasannya. Sampai bilang ke saya, meminta doa ikut seleksi Paskibraka. Dia ingin sekali menjadi pengibar bendera di Istana,” ujarnya.

Setelah meminta restu, Dwita mengikuti seleksi bersama ratusan pelajar di Bumi Lancang Kuning. Seleksi dimulai dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga akhirnya lolos tingkat provinsi mewakili Riau dan bertugas hari ini.

“Saya bangga sekali. Teman-teman di tempat kerja juga bangga. Ada anak kebun, anak pekerja pabrik yang berhasil lolos ke Istana. Ini berkat dukungan tempat saya bekerja juga yang membantu anak-anak karyawan untuk menempuh pendidikan lebih baik,” kata Heri.

Dari Riau, Dwita tidak berangkat sendirian. Ada putra Riau, Hervy Shendyka yang juga mewakili Riau ke istana menjadi bagian Paskibraka.

Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko K Santosa mengaku bangga atas pencapaian prestasi Dwita. Dia mengapresiasi kedua orang tua Dwita atas prestasi yang sudah membanggakan keluarga besar PTPN V.

“Ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan kita semua. Seorang anak kebun membuktikan diri dengan prestasi,” kata Jatmiko.

Jatmiko berharap prestasi Dwita menjadi motivasi bagi anak-anak pekerja PTPN V. Sebab menurutnya, jika usaha dilakukan bersungguh-sungguh dibarengi doa, maka tidak ada yang mustahil di dunia ini.

“Ini bisa menjadi motivasi kepada seluruh anak-anak di perkebunan yang mungkin sekolah jauh dari ibu kota provinsi, tidak ada yang mustahil,” imbuh Jatmiko yang juga Ketua GAPKI Riau. (dtk)

Siap-siap Ditolak, jika Pelamar CPNS Lakukan Hal Ini

Siap-siap Ditolak, jika Pelamar CPNS Lakukan Hal Ini

Jakarta – Proses seleksi administrasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2021 telah melewati masa jawab sanggah yang berakhir 13 Agustus 2021. Peserta tinggal menunggu pengumuman pascasanggah pada besok, 15 Agustus 2021.

Perlu diketahui, peserta seleksi CPNS 2021 bisa tidak lolos administrasi jika memilih formasi tidak sesuai dengan kriteria. Misalnya lulusan S1 melamar untuk formasi D3, maka dipastikan yang bersangkutan tidak dapat diterima.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengingatkan agar pelamar CPNS memilih formasi dan kriteria sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki pelamar. Misalnya jika kamu lulusan D3 maka pilihlah formasi D3.

“Jangan S1 mau daftar D3. Itu nggak bisa, pasti ditolak sama instansinya,” kata petugas Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam Instagram @bkngoidofficial, dikutip Minggu (15/8/2021).

“Jangan karena kita pikir ‘ah S1 kan lebih tinggi dari D3, pasti diterima’ nggak ya. Misalnya mau daftar SMA pakai ijazah S1 itu nggak bisa ya, tetap harus pakai ijazah SMA,” ujarnya.

Kasus seperti itu sudah ada dalam CPNS beberapa tahun lalu. Pelamar CPNS itu dicoret oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo karena menggunakan ijazah S1 tidak sesuai dengan kualifikasi.

Kepala Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD) Winarko Arief mengatakan, satu peserta yang dicoret tersebut atas nama Dio Karuma Faza (28). Dia lulusan S1 tetapi melamar lowongan D3.

“Dio ini punya ijazah S1 asisten apoteker terampil, tapi kan lowongannya itu pakai ijazah D3. Karena tidak sesuai akhirnya dicoret,” jelas Win saat ditemui di kantornya, Jalan Alun-Alun Utara, Ponorogo, Rabu (30/1/2019) lalu. (dtk)

Peringati HUT ke-60 Gerakan Pramuka, Bupati YES Hadiri Apel Virtual

Peringati HUT ke-60 Gerakan Pramuka, Bupati YES Hadiri Apel Virtual

Lamongan– Tahun ini merupakan kedua kalinya Indonesia memperingati Hari Pramuka dalam suasana pandemi. Setelah sebelumnya hari pramuka yang jatuh pada 14 Agustus ini dilaksanakan secara langsung di lapangan, tahun ini peringatannya dilaksanakan secara virtual dan terbatas

Dalam usia gerakan pramuka yang genap 60 tahun, Presiden RI Joko Widodo yang juga merupakan Ka. Mabinas Gerakan Pramuka Indonesia berpesan agar pramuka Indonesia tetap giat belajar, adaptif, fleksibel, serta tidak melupakan identitas bangsa.

“Pesan saya untuk Pramuka Indonesia, giatlah belajar di mana saja kapan saja dengan siapa saja, kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi setinggi-tingginya dan selalu adaptif mengejar kemajuan teknologi, mengikuti perkembangan zaman dengan cepat, fleksibel dan harus cerdik. Jangan pernah lupa dengan identitas bangsa, membangun karakter kebangsaan yang kokoh, mengamalkan Pancasila, menjaga NKRI, dan juga merawat kebhinekaan,” pesan Jokowi.

Setelah menghadiri apel virtual bersama Presiden RI, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (YES) yang merupakan Ka. Mabincab Lamongan juga menggelar apel virtual terbatas HUT ke-60 Gerakan Pramuka tahun 2021 kwartir cabang Lamongan di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan.

Pada apel tersebut, Bupati YES menyampaikan sambutan Ka. Kwarnas Pramuka Budi Waseso. Ia menyampaikan bahwa peringatan Hari Pramuka tahun ini juga ditandai dengan menetapkan bulan Agustus sebagai bulan Bakti Pramuka, sebagaimana ditetapkan dalam surat keputusan kwartir Nasional Nomor 094 tahun 2021.

Tak hanya itu, Bupati YES juga mengajak para Pramuka untuk mewujudkan dan memadukan 2 gerakan, yakni kedisiplinan nasional (mematuhi protokol kesehatan) dan kepedulian nasional (sikap empati dan simpati menolong sesama hidup) dengan slogan yang merupakan inti tema Hari Pramuka.

“Mari kita peringati 60 tahun Gerakan Pramuka ini dengan tetap semangat, tetap berusaha hidup sehat dengan mematuhi protokol kesehatan, dan tetap berusaha membantu mereka yang memerlukan pertolongan kita. Jangan pernah menyerah serta berputus asa. Melainkan kita tunjukkan bahwa Pramuka dapat terus bergiat dan berbakti tanpa henti. Selamat Hari Pramuka ke-60 tahun 2021. Semoga Pramuka kita makin berjaya,” pungkasnya.

(brj)

UMSurabaya Sediakan Beasiswa untuk 11.405 Anak Yatim Piatu

UMSurabaya Sediakan Beasiswa untuk 11.405 Anak Yatim Piatu

Surabaya (bintangpos.com) – Pandemi Covid-19 varian delta yang tak kunjung reda menyebabkan angka kasus kematian pun ikut meningkat. Dari data Kementrian Sosial (Kemenkos) tercatat sebanyak 11.405 anak yang ditinggal meninggal orang tua karena terpapar Covid-19. Dan kini anak-anak tersebut berstatus yatim, piatu dan yatim piatu. Merespon kejadian ini Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) sediakan beasiswa untuk mereka yang lulus SMA.

Ma’ruf Sya’ban Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Inovasi dan SDM UMSurabaya menegaskan bahwa dalam kondisi pandemi yang tak juga usai. Solidaritas adalah kekuatan utama kita. Apapun kondisinya, kami berharap anak-anak kita tetap bisa bersekolah.

“Anak-anak adalah aset bangsa. Oleh sebab itu UMSurabaya menyediakan beasiswa bagi anak-anak lulus SMA yang ditinggal meninggal oleh orang tuanya. Kami beri nama beasiswa tersebut Beasiswa Insan Berdaya. Ada harapan beasiswa tersebut memberikan jalan mereka untuk menjadi generasi yang mandiri dan bermartabat” Ujarnya Makruf dalam keterangan tertulis pada Senin, (9/8/2021).

Lebih lanjut lagi Ma’ruf menjelaskan , mahasiswa yang diterima di beasiswa ini akan dibebaskan dari uang gedung dan dana pendidikan dari awal hingga mereka lulus, kebijakan ini diberikan agar mahasiswa tidak perlu memikirkan biaya kuliah dan hanya fokus untuk belajar.

Radius Setiyawan, Kepala Lembaga Informasi dan Penerimaan Mahasiswa Baru (LIPMB) menjelaskan secara detail proses penerimaan mahasiswa dengan program ini hampir sama seperti 12 program unggulan UMSurabaya sebelumnya, yang membedakan adalah dari segi persyaratan untuk mahasiswa yang ditinggal meninggal orang tua karena Covid-19 dan menyertakan surat keterangan dari RT/RW setempat.

“Proses penerimaan mahasiswa baru Beasiswa Insan Muda Berdaya telah dibuka hingga 31 Agustus 2021, untuk alur pendaftaran beasiswa ini adalah dengan mengisi formulir di website UMSurabaya kemudian melakukan pemberkasan dan tes online dan wawancara” papar Radius Keterangan lebih lanjut terkait pendaftaran beasiswa tersebut bisa diakes di website: um-surabaya.ac.id dan bisa berkonsultasi di nomer 085852446337 (WA/Telepon). (brj)

Tak Hanya Beri Bantuan Sosial Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 Diberi Beasiswa Oleh Polres Mojokerto

Tak Hanya Beri Bantuan Sosial Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 Diberi Beasiswa Oleh Polres Mojokerto

Mojokerto (Madura9) – Perhatian Polres Mojokerto untuk membantu warga yang terdampak Pandemi Covid-19 terus berlanjut. Kali ini, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander mendatangi lima anak di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto yang ditinggalkan orang tuannya meninggal karena terpapar Covid-19.

Kapolres dan jajaran mendatangi satu per satu anak yatim piatu korban Covid-19. Sembari bersilaturahmi, Kapolres memberikan hadiah berupa boneka dan mainan kepada mereka yang masih berusia di bawah 10 tahun. Rombongan juga membawakan bantuan sosial (bansos) berupa sembilan bahan pokok (sembako).

“Kami mendatangkan beberapa anak kecil yang berumur 4 tahun, 7 tahun dan 8 tahun yang rata-rata di bawah 10 tahun yang ditinggalkan oleh orang tuanya karena terpapar Covid-19. Nah, disinilah kami hadir untuk bisa memberikan semangat dan hiburan kepada sang anak,” ungkapnya, Senin (9/8/2021).

Harapannya agar nantinya bisa tetap menyelesaikan dan mewujudkan cita-cita sebagaimana yang diharapkan oleh orang tuanya. Kegiatan tersebut, tegas Kapolres, merupakan empati building dari Polri dimana dalam situasi pandemi Covid-19 semua harus saling menjaga, mengingatkan dan juga saling membantu.

“Kami juga memberikan beberapa mainan dan bendera merah putih kepada sang anak agar nantinya tetap semangat dan juga tetap ceria untuk bisa kembali hidup normal walaupun tanpa seorang ibu ataupun tanpa seorang ayah. Kami juga memberikan bantuan berupa sembako, mudah-mudahan bisa bermanfaat,” katanya.

Kapolres menjelaskan, kegiatan tersebut bukan hanya di wilayah Kecamatan Sooko saja. Pihaknya masih melakukan pendataan di wilayah hukum Polres Mojokerto, anak yang ditinggal orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19 yang nantinya akan diberikan beasiswa atau menjadi anak asuh Polres Mojokerto.

“Kami akan data, beberapa anak nantinya akan diberikan beasiswa pendidikan agar nanti bisa menjadi generasi penerus bangsa Indonesia. Dalam jangka waktu dekat ini, kami akan turun langsung kembali untuk kami berikan ataupun juga jadikan menjadi salah satu anak asuh Polres Mojokerto,” jelasnya.

Polres Mojokerto akan bertanggung jawab menjadi orang tua asuh, sahabat, teman sekaligus kakak bagi anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya karena korban Covid-19 tersebut. Sehingga harapannya, mereka bisa melanjutkan pendidikan dan mewujudkan cita-citanya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sambiroto, Achmad Farid mengucapkan terima kasih kepada Polres Mojokerto. “Atas nama pribadi saya sekaligus mewakili Pemerintah Desa Sambiroto mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran wa Jazakumullah Ahsanal Jaza atas kegiatan yang dilakukan oleh jajaran Kapolres Mojokerto,” ujarnya.

Dengan keadaan yang saat ini serba sulit dan jadwal Kapolres Mojokerto yang padat, masih kata Kades, Kapolres Mojokerto masih sempat mengunjungi warga Desa Sambiroto. Terlebih Polres Mojokerto mempunyai program untuk memberikan beasiswa dan orang tua asuh untuk anak yatim piatu yang ditinggal orang tuanya menjadi korban Covid-19.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kapolres dan jajaran Polres Mojokerto atas kunjungan dan bantuannya kepada warga desa kami. Itu yang lebih saya banggakan, Kapolres siap untuk memberikan program yaitu berupa beasiswa terhadap anak yatim piatu di desa kami,” tuturnya.

Kades menjelaskan, ada 15 orang warga Desa Sambiroto sejak pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu yang meninggal akibat virus tersebut. Sebanyak 15 orang warga tersebut dengan usia yang bervariasi dan dari 15 orang warga tersebut, lima diantaranya menjadi prioritas yang mendapatkan kunjungan dari Polres Mojokerto.

Kelima anak yatim piatu yang mendapatkan kunjungan Kapolres Mojokerto tersebut yakni Alm Mahmud yang meninggalkan empat orang anak. Anzika Habibatur R (24), Anzzilina Dwi Salsabila (18), M Novan TD (13) dan Vania Putri Kirana (4). Alm Machfudi dan Almh Solikatin yang meninggalkan dua orang anak, Candra Agus A (28) dan M Nur Hermanto S (19). Alhm Yulfiah meninggalkan tiga orang anak, Dimas Yogaswara (22), Felisa Rahmania Putri (14) dan Dzaky Akram Taamir (8). Alhm Tri Astutik yang meninggalkan tiga orang anak yakni Nanang Widianto (20), Yogi Dwi Wahzudi (18) dan Ahmad Reza Aswan (8) serta Alm H Abd Manan dan Alhm Nur Faijah yang meninggal anak semata wayang, Fitri Amaliasari (24). [brj]

Antusiasme 300 Santri Pondok Salafiyyah Bandar Kidul Suntik Vaksin Covid-19

Antusiasme 300 Santri Pondok Salafiyyah Bandar Kidul Suntik Vaksin Covid-19

Kediri, Madura9 – Sebanyak 300 santri pondok pesantren Salafiyyah Bandar Kidul menerima suntikan vaksin dosis pertama oleh RS. Bhayangkara, Polres Kediri Kota, Senin, (9/8/2021). Hal tersebut diterangkan oleh Abu Bakar Abdul Jalil, pimpinan pondok pesantren Salafiyyah, Bandar Kidul Kota Kediri.

“Sejak pagi tadi, 300 santri mendapatkan jadwal suntikan vaksin dosis pertama oleh Polres Kediri kota di halaman pondok Salafiyyah, Bandar Kidul Kota Kediri,” terang pria yang akrab disapa Gus Ab ini, Senin, (9/8/2021)

Ia juga mengatakan bahwa selama jalannya vaksinasi, seluruh santri tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti jalannya vaksinasi. “Semuanya lancar, para santri juga tampak antusias dalam mengikuti jalannya vaksinasi,” imbuhnya.

Sedangkan untuk para guru dan pengasuh Gus Ab mengonfirmasi bahwa sudah mendapatkan suntikan vaksin. “Untuk para guru, pengasuh dan lainnya sudah mendapatkan suntikan vaksin, jadi untuk hari ini dikhususkan untuk para santri,” tandasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Gus Ab mengatakan bahwa tidak ditemukan kasus KIPI. Ia menyebutkan para santri baik-baik saja dan tidak ada masalah seusai mengikuti vaksinasi. “Alhamdulillah semua baik-baik saja, tidak ada masalah,” tandasnya.

Sebagai informasi para santri yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 ini berusia 12 tahun keatas. Sebelum melakukan vaksinasi mereka juga telah dipastikan kondisi kesehatannya, sehingga aman untuk mengikuti vaksinasi.

“Vaksin ini penting untuk melindungi diri dari bahaya virus Covid-19, ini adalah salah satu ikhtiar kita supaya segera terbebas dari musibah ini selain juga kita terus berdoa kepada Allah SWT,” pungkasnya. [brj]