Bintang Pos, Surabaya – Bentrok antara Aremania dengan Bonek dan warga di sekitar tol, untuk kesekian kalinya menjadi catatan merah sepakbola di Indonesia, khususnya Jawa Timur (Jatim). Banyak cara dan langkah dilakukan untuk mendamaikan kedua suporter ini. Tapi hingga kini belum ada hasil.
Tak ingin bentrok ini terjadi terus menerus, pihak Persebaya mengusulkan adanya moratorium Bonek-Aremania. Menurut Corporate Secretary Persebaya, Ram Surahman, ada baiknya untuk saat ini kedua kelompok suporter ini hanya fokus mendukung timnya ketika bermain home saja.
Artinya, untuk sementara waktu, baik Bonek maupun Aremania dihimbau untuk tak datang saat klub kebanggaannya bermain away. Sebab, bila masih ada suporter yang mengikuti timnya tandang, dikhawatirkan peristiwa meninggalnya warga Wringin Anom di Gresik dan bentrokan di sekitaran tol Surabaya, akan terulang.
“Sebab Bonek dan Aremania ini sama-sama kelompok suporter besar. Massa kedua suporter ini juga ada di mana-mana, tak hanya di Surabaya atau Malang saja,” ucap Ram.
Selama masa moratorium ini, kedua kelompok suporter ini dihimbau menenangkan diri sembari mencari langkah yang pas agar terjadi perdamaian antara Bonek dan Aremania. Dibutuhkan juga peran serta dari pihak kepolisian dan pemerintah masing-masing daerah agar peristiwa serupa tak terjadi.
Untuk di Surabaya, Ram mengusulkan agar dibentuk satuan gabungan (satgab) yang terdiri dari beberapa elemen, yakni suporter, tokoh masyarakat, klub, pemerintah daerah dan kepolisian. “Satgab inilah yang akan mencari solusi bagaimana penanganan suporter baik ketika away maupun saat main di kandang sendiri,” lanjutnya.
Arek Benjeng, Gresik ini mengaku, usulannya ini sudah ia sampaikan dalam forum yang dihadiri Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto, serta perwakilan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan DPRD, Rabu (27/3/2013) di Mapolrestabes Surabaya.(brj-kba)