https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

DBD Mengancam, Dinkes Jatim Larang Fogging Sembarangan! – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

DBD Mengancam, Dinkes Jatim Larang Fogging Sembarangan!

Surabaya – Musim hujan yang panjang pada tahun 2013 ini ternyata berpengaruh terhadap jumlah penderita demam berdarah dangue (DBD) di Jatim.

Dampaknya terjadi  kenaikan jumlah penderita dan juga mereka yang meninggal akibat terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti  dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinskes) Provinsi Jatim dari rentang waktu Januari hingga 2 Oktober 2013 tercatat penderita DBD mencapai 13.033 orang dan yang mati sebanyak 117 orang.

Jumlah tersebut akan bertambah lagi mengingat November nanti sudah memasuki  musim hujan. Sedangkan pada  tahun lalu terbilang masih rendah dibandingkan tahun 2013.  Sebab tahun 2012, penderita DBD mencapai  8.258 dan yang mati 120 orang. Pada tahun 2011, jumlah penderita mencapai  5.374 dan yang mati 65 orang.

Puncak serangan  DBD ini terjadi pada 2010, penderita mencapai 25.762 orang dan yang mati 230 orang. Tingginya jumlah penderita DBD karena ada beberapa daerah yang selama ini jadi langganan yaitu Kota Surabaya. Selain itu, ada Kabupaten Kediri, Sumenep serta Jember. Dan pada tahun 2013 ini juga ada empat daerah di Jatim yang menyatakan status kejadian luar biasa (KLB) DBD. Yaitu, Lamongan, Kabupaten Kediri, Pamekasan dan Bangkalan.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Harsono, Sabtu (12/10/2013) mengatakan, tingginya angka penderita dan mereka yang mati DBD ini terjadi karena perubahan musim yang tak jelas pada tahun 2013. Seharusnya, pada Mei sudah memasuki musim kemarau, nyatanya masih hujan hingga akhir Juli lalu.

Kondisi ini berdampak terhadap berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. “Di saat musim kemarau seperti ini, jumlah masyarakat yang terkena DBD turun tajam. Bahkan, empat daerah yang semula KLB DBD sekarang statusnya diturunkan. Jadi saat ini jumlah penderita dan yang meninggal sudah turun dibandingkan beberapa bulan lalu,” ungkap mantan Bupati Ngawi ini.

Dia menambahkan, memasuki musim hujan November nanti, pihaknya meminta masyarakat untuk waspada, terutama dalam upaya pencegahan DBD. Maka masyarakat harus melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta 3 M plus (menutup, menguras, mengubur) dan menabur abate.

“Kami mengimbau kepada masyarakat jangan mudah untuk melakukan fogging atau pengasapan. Tindakan itu dilakukan, jika terjadi kasus di tempat tersebut dan tidak boleh dilakukan berulang. Sebab, fogging ini berisi racun sehingga berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” pungkasnya. bjt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *