terasberita9.com, Bangkalan – Produk kerajinan berbahan serat alami makin banyak peminat. Keunikan bahan dan model mengundang pembeli. Seperti produk kerajinan dari serat agel di Desa Kelbung, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan. Serat dari pohon gebang ini dibuat tas dan berbagai bentuk lain.
Tak hanya diminati konsumen lokal, produk serat agel diekspor ke berbagai negara. Serat agel didapatkan dari daun pohon gebang. Ini adalah salah satu varian pohon palem. Serat pohon gebang dipakai untuk bahan pembuatan berbagai produk fashion seperti tas, topi dan lainnya. Selain unik dan klasik, produk anyaman serat agel juga ramah lingkungan.
“Produk kami sudah dipasarkan ke luar negeri,” tutur Hamidah, pengelola kerajinan agel di Desa Kelbung, 05/11/21.
Menurut Hamidah , Kerajinan agel ini berdiri sejak tahun 2000, bersama 70 anggotanya tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Melati. Beberapa pasar ekspor yang mereka rambah adalah Jepang, Swiss, German, bahkan Amerika. Untuk harga produk yang dihasilkan bervariasi, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 350.000.
“Omset yang kita dapatkan setiap bulannya berkisar diangka Rp 15.000.000. Alhamdulilah bisa menghidupkan perekonomian warga disini,” ungkapnya.
Kerajinan agel ini rupanya juga menarik minat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Orang nomor satu di Jawa Timur itu secara langsung mengunjungi rumah produksi agel di Desa Kelbung. Gubernur yang didampingi Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron memborong beberapa produk seperti tas milik KUB Melati tersebut. Bahkan Gubernur juga memberikan suntikan modal sebesar Rp 50.000.000.
Menurut Khofifah, koneksitas pelaku UMKM kerajinan tali agel yang menjadi faktor utama dalam pemasaran. Saat ini mereka baru terkoneksi dengan Pondok Kasih. Untuk itu, perluasan pasar perlu dilakukan dengan penguasaan pasar digital.
“Saya rasa untuk mencapai ke tempat ini (Lokasi UMKM) juga tidak mudah. Untuk bisa mengakses internet di sini juga tidak mudah, tetapi bahwa karena koneksitas mereka terutama dengan Pondok Kasih, mereka bisa mengakses pasar dari mulai Jogja, Bali, Jakarta sampai ke Jepang. Bahkan katanya kalau Jepang dan Belanda pewarnaannya itu mereka kirim sendiri, kalau Jepang lebih suka yang beraroma daun jadi lebih natural,” kata Khofifah.
“Saya berharap bahwa market akses ini bisa diluaskan. Kenapa saya kesini, karena memang end produknya mereka cukup bagus. Harganya menurut saya dengan tingkat kesulitan memilih benang dan dari daun-daunan yang diproses, jadi harga menurut saya bisa terserap oleh pasar dengan baik,” sambungnya.
Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron mengapresiasi kerajinan agel. Menurut Ra Latif Bupati, salah satu upaya pemkab dalam mendongkrak perekonomian masyarakat adalah dengan melakukan pembinaan kepada para pelaku UMKM.
“Produksi kerajinan agel ini menjadi salah satu bagian penting dalam pemulihan ekonomi terutama di tengah pandemi. Untuk itu pemkab akan terus melakukan pembinaan,” tandas Ra Latif . pemk