Bintang Pos, Surabaya – Gusdurian Madura, menyatakan bentrok yang terjadi antara kelompok pengunjuk rasa dengan pendukung Anas Urbaningrum di Pamekasan, Jawa Timur, Senin pagi oleh kelompok lain, bukan Gusdurian.
“Gerakan yang dilakukan oleh Gusdurian merupakan gerakan santun, mendidik, serta mencerahkan masyarakat,” kata Sekretaris Gusdurian Madura, Miftahul Kamil.
Dalam rilis yang disampaikan kepada Antara, Senin malam, Miftahul Kamil menjelaskan, pada Senin (22/4) pagi kelompok Gusdurian memang menggelar kegiatan unjuk rasa.
Aksi itu tentang seruan moral dan perlunya melakukan kontrak politik bagi para pejabat pemerintahan dan politikus Pamekasan demi masa depan yang lebih baik dan digelar di area Monumen Arek Lancor. Setelah itu, aksi dilanjutkan ke Taman Makam Pahlawan di Jalan Raya Panglegur Pamekasan.
Para aktivis pecinta KH Abdurrahman Wahid alias Gusdur itu sengaja menggelar aksi bersamaan dengan pelantikan bupati Pamekasan terpilih sebagai bentuk seruan moral agar nantinya bupati bisa mengemban amanah rakyat.
Dalam kesempatan itu, Gusdurian juga menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan pemerintah dalam berupaya membangun tatanan masyarakat yang plural, menghargai perbedaan pendapat dan meciptakan ruang dialog sebagai salah satu tradisi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan umat.
“Ada tiga hal penting yang kami sampaikan dalam aksi yang digelar di Pamekasan itu,” kata Mihtahul Kamil menjelaskan.
Pihaknya meminta pemerintah menciptakan keberagamaan dan toleransi demi terciptanya sikap saling menghargai antarkelompok agama dan aliran. Tujuannya agar terbangun stabilitas nasional.
“Kedua, kami siap mengadakan pendampingan di kalangan pemuda, siswa, dan masyarakat terkait pendidikan keagamaan, dan sosialisasi nilai-nilai keislaman demi terwujudnya visi misi Kabupaten Pamekasan yang bertata nilai Islami,” katanya menambahkan.
Sedangkan yang ketiga, Gusdurian meminta agar Pemkab Pamekasan melakukan penertiban sejumlah tempat yang disinyalir untuk maksiat.
Pada bagian lain, Gusdurian juga menyampaikan pernyataan politik terhadap bakal calon Gubernur Jatim Soekarwo yang berisi permintaan kepada yang bersangkutan agar mengundurkan diri dari jabatannya sebelum mendaftarkan sebagai calon Gubernur Jatim.
“Hal ini kami maksudkan agar APBD Jatim terselamatkan, karena kami khawatir jika tidak mengundurkan diri sebagian anggaran digunakan untuk kepentingan kampanye Karsa jilid II,” kata Miftahul Kamil.
Usai menggelar orasi dan menyampaikan tuntutannya di area Monumen Arek Lancor itu, kelompok Gusdurian bergerak menuju Jalan Raya Panglegur dan menggelar istigatsah di Taman Makam Pahlawan Pamekasan.
Pada saat yang sama, kelompok pemuda lain juga menggelar aski serupa. Mereka itu mengatasnamakan diri Kesatuan Aksi Lintas Masyarakat (KALAM), Gerakan Pemuda Ronggo Sukowati (GPRS), Satuan Aksi Mahasiwa Revolusi (SAMAR), dan Barisan Mahasiswa Merdeka (BMM).
Keempat kelompok organisasi itu tergabung dalam Masyarakat Pamekasan Menggugat (MPM). Sebagaimana Gusdurian, kelompok ini juga berunjuk rasa menyampaikan sikap politik atas kondisi pemerintahan.
“Hanya saja, Gusdurian lebih menekankan pada masalah politik secara umum, namun kelompok lain justru menyerang pribadi Anas dan mereka itulah yang terlibat bentrok,” katanya menjelaskan. (ant-pgh)