Bintang Pos, Surabaya — Sebagian besar mata uang Asia melemah pagi ini. Pasalnya, data manufaktur China merosot sehingga menyuntikkan kecemasan akan ekonomi China. Selain itu, kemungkinan Federal Reserve mengerem stimulus juga memberi tekanan bagi mata uang Asia.
Pada pukul 11.00 WIB, nilai tukar won Korea terkoreksi 0,6 persen ke 1.123,21 per dollar. Peso Filipina melemah 0,8 persen, ringgit Malaysia melemah 0,4 persen. Dollar Singapura juga melemah 0,5 persen ke 1,2674 per dollar AS.
Di saat yang sama, rupiah melemah 0,4 persen ke 9.808 per dollar AS.
Pelemahan ini terjadi setelah semalam Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke berkata bahwa pemulihan ekonomi berlanjut. Fed dapat mengurangi pembelian obligasinya dalam beberapa rapat mendatang. Ia juga memperingatkan bahwa menahan bunga terlalu rendah untuk waktu yang terlalu lama itu berisiko.
Sementara hari ini, indeks HSBC Purchasing Managers China bulan Mei turun ke 49,6. Bulan lalu, indeks ini masih berada di atas 50,6. Angka 50 merupakan batas pemisah antara ekspansi dan kontraksi. Semakin jauh dari 50 menandakan ekonomi semakin melambat.
“Bagi mata uang Asia, hari-hari dollar murah sudah jelas berakhir dan penurunan lebih lanjut diprediksi bagi mata uang Asia. Kita akan melihat memontum pelemahan bertambah di Juni dan Juli,” kata Suresh Kumar Ramathan, Head of Regional Interest Rate dan FX strategy CIMB Investment Bank di Kuala Lumpur. (kom)