https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

IHSG Anjlok karena Tak Ada Partai Dominan – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

IHSG Anjlok karena Tak Ada Partai Dominan

IHSG Anjlok karena Tak Ada Partai Dominan

Jakarta – Penghitungan suara Pemilu 2014 secara resmi belum diumumkan Komisi Pemilihan Umum, namun indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia lesu. Tercatat pada Kamis 10 April 2014, sehari setelah pemilihan umum legislatif, IHSG sempat anjlok hingga 3,16 persen.Presiden Komisaris PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), Anindya Novyan Bakrie, Jumat 11 April 2014, menyatakan bahwa kejatuhan indeks karena hasil penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2014 yang dirilis sejumlah lembaga survei tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Sebab, tidak ada partai yang mencapai perolehan suara lebih dari 20 persen.

“Pelaku pasar mengharapkan ada partai yang dominan, sehingga ada kepastian mengenai calon presiden dengan parliamentary treshold minimal 25 persen,” ujar Anindya di Jakarta.

Walaupun demikian, menurut Anindya, kini saham sudah kembalirebound. Ini berarti pelaku pasar sudah bersikap realistis.

Ia berharap, presiden Indonesia selanjutnya dapat memberi perhatian lebih pada masalah ekonomi. Presiden baru harus bisa memajukan kesejahteraan bangsa.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Synergy Officer Visi Media Asia, Anindra Ardiansyah Bakrie, mengungkapkan hal senada. Ia mengungkapkan, pemerintahan baru yang terbentuk nanti juga harus bisa berkoalisi dengan baik. Partai pemenang pemilu diharapkan dapat merangkul partai yang kalah.

Menurut Ardiansyah, dengan koalisi pemerintahan yang berjalan dengan baik, laju pertumbuhan ekonomi dapat terus terjaga dan respons pasar akan semakin positif.

“Koalisinya ini yang harus tepat. Kalau koalisi dengan orang yang paling disukai dan populer pasti naik, serta paling pintar di bidang ekonomi,” kata dia.

Sebelumnya, pengamat pasar modal Indonesia, Edwin Sinaga, menyatakan bahwa “kegagalan” partai peserta Pemilu 2014 meraih perolehan suara minimal 20 persen berdampak pada munculnya kekhawatiran pasar mengenai pemerintahan yang terbentuk ke depan akan tetap tak bisa bebas dari politik kompromi.

“Dengan hasil ini, efeknya akan terjadi koalisi untuk mengusung capres,” ujar Edwin. viva

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *