Bintang Post (London) – Perpecahan diduga terjadi dalam pemerintahan Inggris mengenai hubungan dengan China yang akhir-akhir ini menegang, tulis harian The Sunday Times, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dan Menteri Keuangan Inggris, George Osborne, di satu pihak berniat menghindari tindakan yang membuat hubungan dengan China semakin menegang karena khawatir dapat merusak hubungan dagang kedua negara.
Namun di sisi lain, menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, bersikap berseberangan. Menurut dia Inggris tidak boleh menurunkan kritik keras terhadap pelanggaran HAM di China. Sementara itu Wakil Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg, juga bersikeras Inggris harus memegang teguh prinsipnya dalam persoalan penanganan masyarakat Tibet.
“Hague dan Clegg berada dalam pihak sama soal HAM. Mereka percaya Inggris harus bersuara keras terhadap China,” kata sumber dari kemenenterian pemerintahan sebagaimana dikutip dari The Sunday Times.
“Bagi Clegg, HAM adalah prinsip yang tidak bisa dinegosiasikan. Untuk Hague, persoalannya adalah Inggris tidak boleh terlalu menaruh hormat pada China karena jika tidak, negara itu akan menghina Inggris,” kata dia.
“Sementara Cameron dan Osborne fokus pada soal perdagangan. Mereka ingin mempertahankan hubungan kedua negara,” tambahnya.
Inggris saat ini sedang berusaha menarik investasi China dalam berbagai proyek infrastruktur untuk memacu ekonomi yang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan.
Namun, hubungan antara London dan Beijing telah memburuk dalam sembilan bulan terakhir saat pihak keamanan melaporkan bangkitnya mata-mata China di jaringan internet, kata The Sunday Times.
Namun orang dalam di kementerian mengatakan, perilaku Beijing kepada London akhir-akhir ini semakin kekanak-kanakan setelah Cameron bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, pada tahun lalu.
Meskipun Inggris beranggapan Tibet adalah bagian dari China, pertemuan Cameron-Dalai Lama memunculkan protes resmi dari Beijing, yang menilai biarawan Budha tersebut sebagai separatis yang berbahaya.(ant)