Bintang Pos, Surabaya – Luapan lumpur lapindo tak hanya merendam pemukiman seluas 16 desa, tapi juga merusak kesehatan warga Porong.
Lumpur panas menyebabkan air tanah dan udara tercemar. Air tanah yang sebelumnya jernih, tapi sekarang keruh dan berbau belerang. “Air bersih sekarang susah, mandi atau minum jadi mahal. Kalau dulu tidak ada lumpur panas ini, hidup kita tidak susah,” ujar Mbak Her, Ketua Komunitas Ar Rohmah.
Selain itu, udara di sekitar luapan lumpur juga sangat tercemar pasalnya bau belerang bisa tercium dari jarak 1 km. Korban lumpur lapindo yang sampai saat ini masih ada yang belum dibayarkan ganti rugi oleh pihak PT Lapindo Brantas Inc kembali menuntut agar ganti rugi segera dibayarkan.
“Bukan permasalah uang, tapi dampaknya sangat besar sekali. Air kotor, udara rusak, dan warga banyak yang kena penyakit kanker. Siapa yang harus tanggung jawab,” papar Mbak Her di tanggul barat Lumpur Lapindo.
Bencana yang menimpa warga porong ini memang selain menganggu perekonomian warga, tapi juga merusak ekosistem. Tak hanya itu akibat dari air yang tercemar membuat sanitasi dan kebersihan warga korban lumpur lapindo tidak higienes.
Amien Widodo pakar Geologi ITS menjelaskan kepada beritajatim.com, “Air tanah di daerah lumpur sudah sangat terkontaminasi, tidak bersih lagi karena resapan dari lumpur panas. Ini yang membuat orang disana sakit kulit, inspa, bahkan kanker”.(bjt)