Africa – Kekerasan terhadap umat Muslim di Republik Afrika Tengah (RAT) belum juga usai. Ribuan warga Muslim di ibukota RAT, Bangui, eksodus besar-besaran di tengah pembunuhan dan pengrusakan masjid oleh militan Kristen Anti-Balaka.Diberitakan Arab News, Senin 28 April 2014, lebih dari 1.300 warga Muslim di Bangui akhirnya mengungsi setelah berbulan-bulan terjebak dalam kekerasan militan Anti-Balaka. Kepergian mereka Minggu kemarin dari kampung halaman menyisakan kepedihan sekaligus rasa lega.
“Saya pergi dengan berat hati, tapi mereka mengejar kami di sini. Hal-hal mengerikan saya lihat dalam beberapa bulan terakhir, bahkan jabang bayi dikeluarkan dari rahim ibunya yang telah tewas. Militan ini orang-orang barbar,” kata Tonga Djobo, 75, yang telah berada di negara itu sejak 45 tahun yang lalu.
Setiap keluarga yang mengungsi dibagi-bagi ke beberapa truk dan diberikan surat izin pergi. Satu per satu keluarga memanjat tangga kayu menuju truk beratap terbuka, duduk di atas barang bawaan mereka. Para pria duduk di tepi truk, sambil memegang panah dan busur untuk pertahanan diri. Beberapa terlihat menggantungkan parang, bersiap jika ada serangan.
Kepergian mereka dikawal oleh pasukan perdamaian dari Kongo. Seorang janda bernama Adama Djilba, 45, mengaku tidak peduli kemana pasukan perdamaian membawa mereka, yang penting keluar dari Bangui.
Empat bulan lalu, militan Kristen menembak mati suaminya saat dia tengah menggarap ladang. Kini Djilba sendirian mengurus ketujuh anaknya, terkecil berusia tujuh bulan. Berbulan-bulan, dia tinggal dalam ketakutan. “Hanya Tuhan yang tahu seberapa menderitanya kami di sini,” kata dia.
Beberapa menit setelah iring-iringan truk itu pergi, warga pendukung Anti-Balaka langsung menyerbu sebuah masjid dan menjarahnya. Dengan perkakas di tangan, mereka mempreteli rumah ibadah itu, mencuri semuanya, mulai dari speaker hingga kipas di atap.
“Kami tidak ingin ada Muslim di sini dan kami tidak ingin masjid mereka,” kata pria bernama Guy Richard, 36, yang menggotong barang-barang dari dalam masjid ke truknya.
Pasukan perdamaian tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan mereka. “Afrika Tengah sudah gila, menjarah tempat suci,” kata staf tentara perdamaian, Sersan Pety-Pety. Di dekat tempat itu, massa menjarah genteng dari toko-toko umat Muslim di wilayah PK12 Bangui.
Militan Kristen anti-Balaka melakukan pembersihan etnis Muslim dengan alasan balas dendam atas perlakuan semena-mena pemerintahan pemberontak Seleka yang umumnya Muslim. Seleka merebut kekuasaan dalam sebuah pemberontakan tahun lalu.
Saat pemimpin Seleka mundur dari memimpin RAT tahun lalu, anti-Balaka merajalela. Ribuan orang dari kedua kubu dilaporkan tewas terbunuh. Eksodus besar-besaran umat Muslim RAT yang kebanyakan pedagang menyebabkan kekurangan pangan di negara tersebut. vna