Bintang Pos, Surabaya– Meskipun banyak transaksi di Indonesia masih bergantung pada uang tunai, namun penggunaan pembayaran elektronik terus bertambah seiring dengan pertambahan tingkat penerimaan dan penerbitan kartu. Masyarakat Indonesia, kini sudah mulai khawatir dalam membawa uang tunai.
“Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) kami juga melihat pertumbuhan yang kuat pada volume transaksi baik kartu debit yaitu sebesar 24,83 persen, dan kartu kredit sebesar 11,6 persen pada 2012,” kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Ellyana Fuad, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/5/2013).
Menurut dia, masyarakat mulai memilih menggunakan uang elektronik karena daya apresiasi konsumen terhadap manfaat keamanan, kenyamanan dan kendali keuangan yang ditawarkan oleh pembayaran elektronik dibandingkan uang tunai dan cek. “Berhati-hati dalam menjaga uang dan rasa khawatir yang timbul dari membawa uang tunai adalah kekhawatiran umum masyarakat,” tambah dia.
Dia melanjutkan, mayoritas responden yakni 54 persen dari studi yang dilakukan Visa Payment Attitudes, mengatakan alasan utama mereka memiliki kartu debit adalah lebih mudah untuk dibawa dibanding membawa sejumlah besar uang tunai.
Kartu debit juga digunakan untuk mengontrol pengeluaran mereka, dimana mayoritas responden yakni 53 persen, mengatakan bahwa hal itu baik untuk manajemen keuangan karena mereka tahu bahwa setiap pembayaran langsung di debet dari rekening bank mereka.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata seseorang memiliki dua kartu debit, namun kesadaran untuk menggunakan kartu debit di luar negeri cenderung rendah, dengan hanya 42 persen yang menyadari bahwa mereka dapat menggunakan kartu debitnya di belahan dunia lainnya.
Padahal, kartu debit khususnya kartu debit Visa, diterima secara luas di seluruh dunia dan dapat digunakan baik untuk berbelanja di toko, online dan juga untuk penarikan uang tunai dari ATM asing bagi pembelian yang benar-benar membutuhkan uang tunai. (oke-kba)
