Denpasar – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan hasil survei tentang pelaksanaan Kurikulum baru memproleh respon positif baik kalangan guru, orang tua dan murid sehingga menjadi dorongan untuk menerapkan secara serentak di seluruh sekolah pada tahun 2014.“Survei tentang Kurikulum 2013 yang baru dilaksanakan hasilnya cukup menggembirakan dan mendapat respon positif sehingga membuat kami lebih yakin untuk melaksanakannya di semua sekolah pada tahun depan,” katanya pada kegiatan kunjungan monitoring pelaksanaan Kurikulum 2013 di sejumlah Sekolah di Provinsi Bali, Sabtu.
Tentu saja, ujar Mendikbud pelaksanaannya belum bisa diterapkan untuk semua kelas, yakni masih sebatas kelas 1 dan kelas IV SD, kelas I SMP sederjat, dan kelas I SMA sederajat.
Mendikbud menyampaikan apresiasinya kepada kepala sekolah dan guru-guru yang secara mandiri menyelenggarakan pengimbasan implementasi Kurikulum 2013.
“Ini sudah menjadi kebijakan nasional untuk meningkatkan kualitas generasi mendatang sehingga kalau ada sekolah yang dengan kesadaran sendiri menyelenggarakan pelatihan bagi guru-guru saya ikut merasa bangga”.
Menanggapi adanya kesulitan guru soal penilaian dalam Kurikulum 2013, Mendikbud mengatakan ini hal yang baru sehingga wajar bila membutuhkan waktu untuk melatih agar menjadi terbiasa.
Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim mengatakan pembiayaan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2014 akan didanai melalui tiga sumber, yakni Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pusat, bantuan operasional sekolah (BOS), dan dana alokasi khusus (DAK), kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim.
“Pos-pos anggaran itu akan difokuskan untuk penggandaan buku dan pelatihan gurun” katanya.
Ia mengatakan, kementerian akan mengeluarkan surat edaran terkait pembiayaan Kurikulum 2013. Ke depan, pelaksanaan pembiayaan Kurikulum 2013 tidak hanya dari DIPA pusat seperti saat ini.
“Semester satu tahun depan bulan Juli digunakan dana BOS, sedangkan dana DAK digunakan untuk semester dua mulai Januari,” katanya.
Musliar mengatakan, untuk penggandaan buku akan menggunakan dana BOS dan sebagian dari DAK.
“Kalau BOS kurang akan ditransfer dari pusat dari DIPA untuk tambahan BOS Buku”. ant