Bintang Pos, Surabaya – Keinginan yang kuat untuk memajukan mutu pendidikan Indonesia menjadi lebih berkualitas dan merata membuatnya harus berpikir keras bagaimana meyakinkan kedua orangtuanya. Hal itu yang dilakukan oleh Angga Putra (22), salah satu anggota pengajar muda Angkatan VI Indonesia Mengajar.
Angga yang sebentar lagi harus segera ditugaskan di Kabupaten Fakfak, Papua Barat ini mengaku dapat penentangan dari orangtuanya saat dia memutuskan akan ikut di gerakan Indonesia Mengajar. Tantangan geografis dan sosiologis yang berat membuat orangtua Angga khawatir akan terjadi apa-apa kepadanya.
“Waktu dapat kontrak di tahap terakhir, dibilang jika ada force majeure seperti bencana dan konflik dan sebagainya, saya akan dibawa pulang. Tapi dari situ ayah saya langsung bilang batalkan kamu jangan berangkat. Butuh 2 minggu bagi saya untuk melobi orangtua saya. Alhamdulillah bisa,” kata Angga, Selasa (11/6/2013).
Saat mulai masuk pelatihan selama 7 minggu di Ciwedey (Kabupaten Bandung) dan Waduk Jatiluhur (Purwakarta) pun, Angga mengaku tidak memberitahukan kepada orangtuanya seputar adanya pelatihan fisik semi-militer. Dia hanya mengatakan dia cukup senang dan bahagia mendapat banyak teman baru di gerakan Indonesia Mengajar.
“Ada latihan survival dan bentakan, saya juga sempat sakit tapi saya enggak bilang. Bukan artinya berbohong, cuma menyembunyikan apa yang membuat orantua saya khawatir. Saya ingin meyakinkan orangtua saya bahwa anaknya bukan sekedar basa-basi, tapi memang memiliki komitmen,” ungkap lulusan Fakultas Sains dan Teknologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Sampai akhirnya diputuskan akan ditempatkan di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Angga tidak mengatakan pada orangtuanya betapa sulitnya infrastruktur yang ada di sana.
“Saya ditempatkan di Papua. Saya jelaskan betapa indahnya pulau di sana. Saya enggak lihatin yang jeleknya. Saya bilang saya akan betah,” jelas pria asal Padang, Sumatera Barat ini.
Untuk angkatan VI ini, Indonesia Mengajar akan menerjunkan 74 pengajar muda di 74 Desa yang ada di 10 Kabupaten yang telah dipilih. Angkatan ke-6 akan menggantikan tugas angkatan 4 yang bertugas selama setahun terakhir.
Adapun kesepuluh kabupaten itu yaitu Kabupaten Muara Enim dan Musi Banyuasin (Sumatera Selatan), Kabupaten Lebak (Banten), Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Pulau Bawean, Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Bima (Nusa Tenggara Barat), Kabupaten Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur), Kabupaten Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), Kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Maluku), dan Kabupaten Fakfak (Papua Barat). (kom)v