Bintang Pos, Surabaya – Money politic dianggap wajar oleh masyarakat saat berlangsungnya pilkada. Lebih dari 40% responden yang disurvei Lingkar Survei Indonesia (LSI) berpendapat bahwa money politic sudah lazim dilakukan saat gawe demokrasi.
“10,5% Masyarakat berpendapat wajar dan 30,9% berpendapat cukup wajar tentang money politic,” kata Arman Salam di Hotel Mercure, Minggu (25/8/2013).
Direktur Riset LSI tersebut menjelaskan, sementara masyarakat yang mengatakan kurang wajar sebesar 15,5% dan tidak wajar sama sekali 37%. Memang yang menganggap money politic tidak wajar lebih banyak tetapi masih banyak masyarakat yang berpendapat money politic masih wajar dan ada di pemilihan kepala daerah.
“Dan survey tentang pengaruh money politic mengamini wajarnya money politic di setiap pilkada,” lanjut Arman.
Dalam survei itu, 26,8% responden berpendapat jika money politic sangat berpengaruh dan 38,9% berpendapat money politic cukup berpengaruh. “Itu berarti menerima uang dan mencoblos yang memberi uang,” terang Arman.
Dalam survei tersebut masih ada yang berpendapat jika money politic kurang berpengaruh (12,5%) dan tidak berpengaruh sama sekali (13,4%). Sementara 8,4% memilih tidak tahu. Untuk Pilgub Jatim 2013, masyarakat cukup akin jika masih terjadi money politic di dalamnya.
11,8% Menyatakan sangat yakin dan 23,4 % menyatakan cukup yakin. Sementara yang kurang yakin berada pada prosentase 23,9% dan tidak yakin sama sekali sebesar 12,7%. Dan untuk yang menjawab tidak tahu sebanyak 28,2%.
(dts)