Bintang Pos, Surabaya – Pembatasan impor hortikultura tidak akan mempengaruhi harga bawang. Kenaikan harga bawang terjadi akibat suplai dan demand yang tidak sejalan.
“Pembatasan impor holtikultura, tidak mungkin importir itu langsung berhenti begitu saja. Tidak ada pengaruhnya kepada harga,” kata kata Direktur Indef Enny Sri Hartati dalam acara Polemik Sindo Trijaya Network dengan topik “Bawang Antara Cerita & Derita” di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3/2013).
Enny menyatakan, pada tahun 2012 lalu, nilai impor bawang mencapai USD400 juta atau Rp3,88 triliun (kurs Rp9.709 per USD). “Ini merupakan lonjakan yang sangat luar biasa, apakah ini murni kesalahan teknis, atau memang desain kebijakan,” tambahnya.
Di melanjutkan, pada April 2012 lalu, harga bawang merah hanya Rp3 ribu per kilogram (kg), Enny sangat menyayangkan ketika petani bawang tengah panen, dan keran impor malah dibuka.
“Ini yang membuat para tengkulak menyetok dan memainkan harga. Seharusnya desain kebijakan yang di mana bisa memperhitungkan panen petani, tidak merugikan para petani,” ungkapnya.
Enny menambahkan, ketika petani panen bisa menyetok selama jangka 3-4 bulan, dan jika di distribusikan dengan baik maka harga bawang tetap normal. Menurutnya, pembatasan impor holtikultura tidak mungkin terealisasi begitu saja.
“Tidak mungkin langsung menyetop, pasti ada prosesnya, mungkin ada importir nakal atau sebagainya,” tutupnya. (oke-kba)