Bintang Pos, Surabaya – “Non Performance Loan/NPL” atau kredit bermasalah bank umum di Jawa Timur semakin terjaga, hingga Maret 2013 di posisi 2,26 persen sedangkan periode sama tahun lalu sebesar 3,03 persen.
Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, Soekowardojo, di Surabaya, Jumat, kondisi itu tampak dari jumlah kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Timur pada bulan Maret 2013 yang mencapai Rp245,21 triliun.
“Besaran itu meningkat sebesar 27,21 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 19,63 persen (yoy),” katanya.
Sementara itu, ia mengungkapkan, proporsi penyaluran kredit oleh bank umum di Jawa Timur pada bulan Maret 2013 didominasi oleh sektor produktif yaitu kredit modal kerja dengan prosentase sebesar 58,20 persen dari total kredit.
“Lalu, kredit konsumsi dan investasi memiliki kontribusi lebih kecil yaitu masing-masing sebesar 28,16 persen dan 13,63 persen,” ujarnya.
Pertumbuhan penyaluran kredit, tambah dia, relatif sama dengan kisaran pertumbuhan masing-masih sektor (modal kerja, investasi, dan konsumsi) sebesar 27 persen. Jika dilihat dari sisi sumber pendanaan, pertumbuhan tabungan masih menunjukkan peningkatan tertinggi yaitu sebesar 18,31 persen (yoy) pada bulan Maret 2013.
“Pertumbuhan giro dan deposito tetap stabil dengan prosentase pertumbuhan masing-masing sebesar 8,68 persen (yoy) dan 11,16 persen (yoy),” katanya.
Mengenai pertumbuhan kredit, kata dia, justru angkanya lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK sehingga mendorong peningkatan loan to deposit ratio (LDR) dari sebesar 82,84 persen pada akhir Triwulan IV/2012 menjadi sebesar 85,20 persen pada Triwulan I/2013.
“Di sisi lain, kredit UMKM yang mencerminkan perhatian dunia perbankan terhadap pembiayaan di sektor riil juga menunjukkan peningkatan,” katanya.
Ia melanjutkan, jumlah kredit UMKM yang disalurkan oleh bank umum di Jawa Timur pada bulan Maret 2013 sebesar Rp70,39 triliun atau meningkat 11,48 persen (yoy). Kinerja penyaluran kredit UMKM terbesar didominasi oleh bank pemerintah dengan prosentase terhadap total kredit UMKM sebesar 56,05 persen.
“Kemudian oleh bank swasta sebesar 42,26 persen dan bank asing dengan prosentase terkecil yakni 1,69 persen,” katanya.(ant-kba)