Bintang Pos, Surabaya – Pakar kesehatan mata dari Klinik Mata Anak Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM), dr Totok mengemukakan faktor infeksi dalam kandungan menjadi salah satu penyebab katarak pada sejumlah anak.
“Setiap hari di tempat kami ada lima hingga 10 pasien yang berasal dari masyarakat tidak mampu datang untuk berobat. Mayoritas masalah anak-anak yang berobat di antaranya kelainan sejak lahir akibat infeksi dalam kandungan sehingga menimbulkan katarak,” katanya disela-sela kegiatan pemeriksaan mata dini oleh Standard Chartered Bank pada siswa TK dan SD di SD Menur Mumpungan V Surabaya melalui program “Seeing is Believing/SIB”, Rabu.
Apalagi, kata dia, ada perbedaan antara katarak yang dialami anak dan orang dewasa. Pada orang dewasa lebih banyak karena faktor usia. Oleh karena itu, keberadaan Klinik Mata Anak sangat membantu Pemprov Jawa Timur dalam mengatasi masalah kesehatan mata anak.
“Akan tetapi, selama ini kegiatan yang dilakukan belum menjangkau secara keseluruhan,” ujarnya.
Pada kesempatan sama, “CEO” Standard Chartered Indonesia, Tom Aaker, mengemukakan, “Seeing is Believing” merupakan inisiatif global yang dilakukannya guna mengurangi angka kebutaan.
“Kegiatan tersebut telah kami laksanakan sejak tahun 2003 dan mendonasikan dana sebesar 1 juta dolar AS untuk program kesehatan mata di wilayah Jawa Timur,” katanya.
Besaran dana itu, tambah dia, digunakan untuk pelaksanaan pembuatan ruang pemeriksaan mata khusus anak dan pembagian kaca mata kepada pelajar maupun guru. Di tingkat nasional, dana yang sudah didonasikan mencapai sebesar 4 juta dolar AS.
“Sementara, pemeriksaan mata dilaksanakan karena kami melihat pentingnya menjaga kesehatan mata khususnya bagi usia anak mengingat banyak anak yang sudah mengalami gangguan bias sejak usia dini. Hal ini cukup mengkhawatirkan,” katanya.
Pada kegiatan itu, sebut dia, sebanyak 350 pelajar dan 25 guru sekolah dasar dan 30 siswa TK menjalani pemeriksaan mata. Agenda tersebut direalisasi oleh jajaran direksi dan juga karyawan bank yang tergabung sebagai tenaga kerja relawan.
“Upaya ini sekaligus bagian dari perayaan 150 tahun Standard Chartered Bank di Indonesia. Bahkan, bentuk komitmen lebih peduli dengan lingkungan di mana cabang Standard Chartered Bank beroperasi,” katanya.
Di samping itu, “Country Health Helen Keller Internasional/HKI”di Indonesia, Steven Solat, melanjutkan, sampai sekarang HKI sudah beroperasi di 22 negara dan memiliki fokus pada persoalan kesehatan mata terutama kalangan guru, anak-anak, serta pembagian vitamin A. Hal tersebut juga dipengaruhi hampir 30 persen anak di wilayah Jawa Timur mengalami gangguan mata khususnya kesalahan bias.
“Kondisi itu disebabkan gaya hidup dan kebiasaan menonton televisi sejak dini bagi anak-anak yang kini sulit dihindari meskipun alasan sejumlah orang tua adalah edukasi,” katanya. (ant-kba)