Bintang Pos, Surabaya – Pengacara keempat tersangka penganiayaan hingga tewasnya anggota Kopassus Sertu Heru Santoso, Rio Rama Baskara mengatakan penyerangan dan penembakan di Lapas Cebongan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilakukan orang terlatih.
“Dilihat dari runtutan kejadiannya, mulai dari masuk kemudian memukuli sipir lapas hingga penembakan terhadap tahanan, jelas bukan dilakukan orang biasa, namun orang-orang terlatih,” katanya di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, Sabtu.
Pengacara ini di RS Sardjito sedang mendampingi keempat kliennya yang tewas mengenaskan setelah diserang dan ditembaki sekelompok orang tak dikenal pada Sabtu (23/3) dinihari sekitar pukul 01.30 WIB di Lapas Cebongan, Sleman.
Keempat tersangka, yakni DS (Dicky Sahetapi atau Dicky Ambon), DD (Dedi), AL (Ali), dan YD alias Johan, adalah tersangka atas penganiayaan hingga tewasnya Sertu Heru Santoso di Hugo”s Cafe, Sleman, beberapa waktu lalu.
“Insiden penembakan ini seperti dalam sebuah operasi, dimana pelaku masuk ke lapas, dan mensterilkan lokasi, kemudian yang terjadi keempat tahanan itu tewas di dalam Lapas Cebongan,” tukasnya.
Meski begitu, kata dia, tim pengacara belum bisa memberi kepastian apakah pelaku penyerangan dan penembakan berasal dari militer, sebagai buntut dari penganiayaan hingga tewasnya Sertu Heru Santoso oleh empat kliennya, beberapa waktu lalu.
“Dalam pemberitaan di media disebutkan penembakan dilakukan lebih dari 10 orang. Namun, kami belum bisa men-“judge” pelaku penembakan dari kelompok ini atau itu. Kami sebagai kuasa hukum, masih mendalami,” tuturnya.
Ia mengatakan, sebagai pengacara pihaknya akan terus mengawal kasus ini, dan terus melakukan koordinasi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), termasuk mempertanyakan pemindahan keempat tahanan tersebut dari Mapolda DIY ke Lapas Cebongan, Sleman, hingga terjadi penyerangan.
“Sehari sebelumnya, kami masih bertemu dengan keempat tersangka itu di Polda DIY, dan kemudian dipindahkan ke Lapas Cebongan, Sleman, sekitar pukul 11.00 WIB. Menurut kami, ini janggal karena insiden penembakan terjadi selang 14 jam kemudian dari pemindahan,” ucapnya.
Keempat jenazah korban penembakan tersebut dibawa ke Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta untuk dilakukan autopsi.
Dalam proses autopsi jenazah mendapat pengawalan ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Sleman, dan Polda DIY.(ant-pgh)