Bintang Pos, Surabaya – Modus penipuan dan kriminalitas perbankan semakin meningkat di Indonesia. Salah satunya adalah melalui stiker call center di anjungan tunai mandiri (ATM).
Hal itu disampaikan oleh Kepala Sub Divisi Halo BCA Wani Sabu dalam acara “Pertemuan Contact Person Perbankan dan Seminar Perlindungan Nasabah Wilayah Denpasar” di The Stone Hotel Bali, Rabu (24/4/2013). “Kasus penipuan dengan modus itu sangat persis dengan layanan call centre kita,” kata Wani.
Ia mengatakan, pelaku penipuan menempel stiker call center di sisi kanan ATM. Ketika nasabah menelepon nomor call center itu, penipu akan meminta nomor pin ATM pda saat kondisi korban sedang panik. Setelah mendapat pin korban, operator palsu itu langsung meminta sang korban menunggu selama lima hari kerja.
“Si penjahat punya lima hari menguras rekening si nasabah. Lima hari sudah menguras Rp 400-an juta kalau nasabahnya punya kartu platinum,” ujar Wani.
Selain menggunakan stiker call center, modus penipuan lainnya adalah menggunakan situs social media, seperti Facebook dan Twitter. Wani mengimbau agar nasabah tidak menambahkan teman yang tidak dikenal secara sembarangan. Orang-orang tidak dikenal itu dapat mempelajari karakter korban dan membajak akun Facebook korban. Setelah berhasil meretas akun Facebook, pelaku akan mengirim pesan Facebook kepada teman-teman korban dengan meminta sejumlah uang yang harus ditransfer.
Penipuan perbankan juga dapat dilakukan dengan modus data fiktif, seperti modus kejahatan SMS permintaan transfer atau dengan menelepon untuk menggambarkan bencana atau musibah dengan mengaku sebagai “orang penting” agar korban mau mentransfer uang.
Modus penipuan lainnya dengan Electronic Data Capture (EDC) skimming atau penggandaan kartu. Penjahat mencuri data pada kartu kredit atau kartu ATM korban dan digandakan pada kartu lain yang sejenis. (kom-pgh)