Bintang Pos, Malang – Musim kemarau yang diperdiksikan terjadi hingga Oktober membuat petani kentang di Kota Batu berharap musim penghujan segera tiba. Pasalnya, tanaman kentang membutuhkan penyiraman secara kontinyu.
Sementara saat musim kemarau, petani kentang Batu harus mengeluarkan uang lebih guna melakukan proses penyiraman. Salah satu petani kentang Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Purwanto mengatakan, selama ini pihaknya harus mengalokasikan anggaran khusus untuk mendistribusikan air ke lahan pertanian tanaman kentang.
“Selama musim kemarau, pengairan dilakukan dengan memompa air dari sungai Pesanggarahan,” ujar Purwanto, Senin (30/9/2013).
Selain memompa air, sambungnya, sebagian petani juga memanfaatkan aliran sungai Brantas. Namun untuk mengalirkan air sungai ke lahan pertanian kentang, petani harus mengeluarkan dana sebesar Rp 17 ribu per jam.
“Biaya operasional satu hektare kentang bisa mencapai Rp 50 juta. Apalagi saat ini produksi kentang anjlok karena petani menggunakan bibit tanaman yang rentan penyakit, petani semakin merugi,” ucapnya.
Untuk itu, selama musim kemarau ini, petani kentang di Desa Sumber Brantas banyak yang beralih menanam wortel, kubis, brokoli atau sawi.(brj)