Bintang Pos, Tuban – Pemilihan Gubernur Jawa Timur makin dekat. Suhu politik memanas, saling menjegal dan menghadang. Khofifah yang pencalonannya ‘terhadang’ dengan prosentasi dukungan pun buka suara.
Ketua Umum PP Muslimat NU ini melontarkan sindirian kepada rivalnya yang dinilai ketakutan bila dirinya maju dalam pemilihan yang digelar Agustus 2013.
“Tolonglah hargai kesempatan warga yang sedang berproses dalam demokrasi yang akan datang. Brengosnya aja yang tebel, tapi sama perempuan takut,” kata Khofifah kepada wartawan usai Harlah Muslimat NU Tuban di Gedung Graha Sandya Tuban, Minggu (2/6/2013).
Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut juga meminta Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jatim dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jatim untuk bersikap adil dan tegas.
Terutama terhadap pemasalahan dukungan ganda Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) kepada dua pasangan Bacagub Karsa (Soekarwo dan Saifullah Yusuf) dan Koher (Kofifah dan Herman S Sumowiredja).
Bagi Khofifan Indar Parawansa, mengungkap keaslian tanda tanganbukan perkara yang sulit. Karena hal itu bisa dibuktikan dengan cara uji forensik.
“Bawa ke Polda Jatim atau Polri pasti bisa diketahui. Mana yang asli dan mana yang palsu,” kata Khofifah menanggapi adanya dukungan ganda PPNUI.
Khofifah juga menepis isu bahwa dirinya yang melaporkan permasalahan dukungan ganda tersebut ke Mabes Polri. Menurut Khofifah, pelapor dugaan tanda tangan palsu itu Ketua Umum PPNUI KH M Yusuf Humaid.
Karena dia menduga tanda tangannya telah dipalsukan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPNUI, Andi William Irfan, dalam surat pernyataan dukungan terhadap pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa).
“Bukan saya yang melaporkan kasus ini, tapi Kiai Yusuf sendiri,” sambungnya.
Munculnya permasalahan dukungan ganda PPNUI ini menurut Khofifah merupakan bagian dari upaya pencekalan dirinya mencalonkan diri jadi Cagub Jatim bersama mantan Kapolda Jatim Herman S Sumowiredja. Dukungan PPNUI Jatim sebagai penentu lolos tidaknya Khofifah di KPU Jatim.
“Yang sudah melakukan proses pelemahan lapangan dengan mengadu-adu kekuatan, sudah tau ada partai yang dukung saya kok masih ingin dibikin kongsi gitu loh,” keluhnya.(det)