Bintang Pos, Manado – PT PLN (Persero) sedang mengembangkan pembangkit listrik mandiri untuk daerah-daerah terpencil seperti pulau-pulau kecil dan daerah pegunungan. PLN akan menyiapkan pembangkit listrik berukuran 50 kilo watt (KW) dengan bahan baku sampah atau limbah hasil pertanian.
Dengan bahan baku seperti tongkol jagung, tempurung kelapa, kemiri dan lain-lain, bahan-bahan tersebut bisa diolah sebagai bahan baku untuk membangkitkan mesin pembangkit tenaga listrik.
Hal ini diungkapkan oleh Manajer Area PLN Gorontalo Priyo di Manado Sulawesi Utara akhir pekan lalu.
“Uji coba memanfaatkan potensi daerah. Kita coba bahan baku yang bisa dibudidayakan. Misal tempurung kelapa, kemiri, tongkol jagung. Itu hasil budidaya pertanian sebagai bahan bakar,” tutur Priyo.
Pengembangan teknologi pembangkit listrik biomassa atau bahan baku sampah ini, sekarang sedang dilakukan uji coba Pulau Bala di Gorontalo.
Setelah sukses, pembangkit listrik mandiri akan dipasang dan diadopsi di daerah terpencil yang sulit diakses jaringan listrik PLN. Untuk membangun pembangkit teknologi pembangkit ini, setidaknya PLN harus merogoh kocek untuk ukuran pembangkit 500 KW sebesar Rp 500 juta.
“Kita coba yang 50 KW itu Setara bisa mengalari 120 rumah dengan kapasitas 450 VA. Itu untuk rumah tangga sederhana,” tambahnya.
Pengembangan model listrik seperti ini, jauh lebih murah daripada menyambungkan atau membangun jaringan listrik milik PLN dengan daerah yang belum memiliki akses listrik. Pengembangan pembangkit listrik ini, nantinya bisa dikombinasikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).(dtk-kba)