JAKARTA – Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono. Saat menjadi pembicara pada seminar yang diadakan Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), dia mengungkapkan tantangan pemimpin sambil mengolok cara SBY berpidato.
Mantan danjen Kopassus itu menilai Indonesia merupakan negara yang sakit. Sistem pemerintah lemah, tidak efisien, dan korup. Namun, ada penyakit massal yang menjangkiti elite. Yang menganggap pertumbuhan Indonesia terus membaik.
“Saudara-saudara, pembangunan di negara sangat meningkat. Laju pertumbuhan enam persen, pengangguran berkurang, kemiskinan berkurang, indikator harga saham membaik,” kata Prabowo sambil menirukan logat dan mengolok cara SBY berpidato , di Aula Fakultas Kedokteran UI Salemba, Jakarta, Rabu (26/11).
Peserta seminar langsung dibuat tertawa mendengarkan ucapan pendiri Partai Gerindra tersebut. Prabowo melanjutkan, apa yang disampaikan sebelumnya itu sebenarnya tidak dirasakan rakyat. “Siapa yang main saham, profesi aja enggak bisa main saham. Aku aja gak ngerti,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan Cina dengan populasi 1.2 miliar orang terbagi atas 33 daerah otonom, satu pemerintah daerah memerintah 34 juta jiwa. Sementara di Indonesia, untuk mengelola 243 juta penduduk, terdapat 502 pemerintah daerah otonom.
Setiap pemerindah daerah di Indonesia dibebani biaya rutin seperti belanja dinas, mobil dinas, biaya perjalanan, dan pengeluaran rutin lainnya.”Jadi negara ini memikul biaya rutin 4.5 juta birokrat. Padahal negara tetangga sangat efisien,” kata dia.
Alih-alih meningkatkan pembangunan, DPR sebagai wakil rakyat disebutnya memperparah sistem pemerintah yang tidak efisien tersebut. Dengan menyetujui pembentukan beberapa provinsi baru dan delapan kabupaten/kota baru. Padahal infrastruktur seperti jalan raya, rumah sakitt, pabrik, sekolah tidak diperhatikan.”Kita harus akui negara kita sedang sakit,” ujar dia.rep