Bintang Pos, Surabaya – Tindak pidana perampokan di Kabupaten Malang kembali terjadi. Kamis (13/6/2013) dini hari, seorang pengusaha bertempat tinggal di Jalan Sidomukti RT1/RW1, Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang disatroni kawanan perampok.
Dalam aksinya, para pelaku melukai istri dan anak korban serta menguras harta benda korban diantaranya perhiasan emas, uang tunai Rp.50 juta, sepeda motor dan HP.
Korban atas nama Rajit (49), berhasil melepaskan ikatan tali yang dilakukan pelaku. Tepat pukul 05.00 wib, Rajit berusaha melaporkan kejadian itu ke Polisi.
Selang 15 menit, petugas Identifikasi Satreskrim Polres Malang segera meluncur ke lokasi kejadian. Seluruh area rumah korban pun di pagari Garis Polisi untuk melacak jejak para kawanan.
Termasuk, tim Pengendali Masyarakat dan Kapolres Malang AKBP Adi Deriyan Jayamarta, turun langsung memantau peristiwa tersebut.
Inilah gambaran simulasi dalam Tindakan Pertama (TP) Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus ‘perampokan’ diserta kekerasan pada korbannya. Simulasi ini, dilakukan Petugas Kepolisian Resor Malang secara tertutup.
Proses penunjukkan ‘korban’, cara mereka lapor dan suasana di lokasi kejadian, diseting sedemikian rupa tanpa diketahui lebih dulu oleh petugas Polisi ditiap-tiap kesatuan.
Dari hasil simulasi ini diketahui, respon cepat beberapa petugas kepolisian masih terlalu lemah. Namun, Kapolres Malang mengaku secara keseluruhan, quick respon yang ditunjukkan anggotanya terlihat cukup baik. “Seharusnya, petugas bisa datang lebih cepat lagi setelah korban melapor ke Polisi melalui telepon. Dari sini nanti, evaluasi akan dilakukan pada seluruh jajaran,” paparnya.
Mantan Kapolres Madiun itu menjelaskan, pihaknya berpesan pada seluruh anggotanya agar bekerja ihklas dalam mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Tuhan pasti akan membalas semua kebaikan kita. Jadi, jangan malas pergi ke TKP. Masyarakat yang lapor, butuh kita seriusi sebagai bentuk mengayomi dan melayani masyarakat,” tegasnya.
Kalau kita baik hati dengan melayani masyarakat secara ihklas, pasti dikemudian hari akan berbuah baik bagi anggota. Sesulit apapun lokasi kejadian, kalau kita mendatanginya dengan ihklas, pasti ada pahala tersendiri dari Tuhan. Dalam simulasi ini, juga ditekankan bagi anggota pentingnya sebuah Police Line. “Kalau TKP sudah diberi garis polisi, ayam pun tidak boleh masuk. Anggota yang tidak berkepentingan, juga begitu. Sehingga, lokasi kejadian benar-benar masih utuh dan tidak rusak,” ucap Deriyan.
Simulasi kasus perampokan ini akan terus berlanjut dan dibagi beberapa rayon untuk melihat kesigapan anggota melalui Quick Respon. Lokasi kejadian, akan dilakukan acak tanpa diketahui petugas, masyarakat maupun wartawan pos kriminal.
Quick Respon ini digelar setelah beberapa kasus perampokan dan ataupun pembunuhan, terlambat di datangi petugas. Bahkan, tak jarang laporan masyarakat atas suatu kejadian, baru direspon petugas dua hingga tiga jam setelah. “Saya pernah jadi korban perampokan beneran. Saat itu saya dilakban pelaku. Lapor polisi, eh baru di datangi ke rumah 2 jam setelahnya. Padahal, jarak rumah saya dengan kantor polisi tak sampai 3 kilo. Dengan quick respon ini, saya berharap kinerja polisi bisa ditingkatkan,” kenang Rajit, korban simulasi perampokan hari ini yang ternyata, juga pernah dirampok sungguhan itu. (bjt)