https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Saat Puasa Sehat, Kok Lebaran Malah Sakit? – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Saat Puasa Sehat, Kok Lebaran Malah Sakit?

Saat Puasa Sehat, Kok Lebaran Malah Sakit?

Bintang Pos, Surabaya – Banyak orang bertahan saat menjalani puasa Ramadan yang harus menahan lapar dan dahaga selama sebulan penuh. Namun saat Lebaran tiba, tidak sedikit yang malah jatuh sakit. Kenapa bisa begitu?


Banyaknya orang yang sakit terbukti dengan ramainya rumah sakit di minggu-minggu pertama pasca Lebaran, terutama di rumah sakit daerah tempat orang banyak pulang kampung.

“Pasca Lebaran keramaian (rumah sakit) di hari pertama itu nggak terlalu banyak. Kalau mingu-minggu pertama di rumah sakit daerah yang ramai pada umumnya,” jelas Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, ditulis Rabu (31/7/2013).

Menurut Dr Ari, penyakit yang paling banyak menyerang pasca Lebaran adalah seputar masalah pencernaan atau kelelahan. Ini terjadi karena kurangnya waktu istirahat usai mudik dan pola makan yang sembarangan.

Selain itu banyak juga kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), diare, dan flu. Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu istirahat saat mudik, buru-buru silaturahmi, perjalanan melelahkan sehingga daya tahan tubuh turun.

“Makannya juga asal, kena diare juga. Baik anak-anak maupun orang tua banyak ya yang kena penyakit itu,” jelasnya.

Selain itu, budaya balas dendam dengan makan makanan apa saja saat Lebaran juga turut menyumbang risiko terserang penyakit. Pencernaan yang belum siap setelah berpuasa selama sebulan penuh harus ‘diterjang’ dengan berbagai makanan bersantan, berlemak dan manis-manis saat lebaran.

“Sebenarnya setelah 30 hari lambung dalam keadaan kosong selama 14 jam, tubuh sudah menyesuaikan diri termasuk asam lambung. Saat lebaran dan dibolehkan makan apa saja, kalau diforsir akan ada gangguan. Maka dari itu harus diperhatikan konten makanan dan jumlahnya,” ujar Dr Ari.

Menurut Dr Ari, yang berisiko lebih besar memang yang punya masalah pencernaan. Tapi yang pencernaannya normal pun tetap bisa jatuh sakit seandainya pola makan saat lebarannya tidak dijaga.

Sebelum telanjur, sebaiknya perhatikan benar apa yang masuk ke dalam tubuh Anda, apalagi banyak ‘godaan’ makanan di saat lebaran nanti. Sebaiknya atur makanan dengan tidak terlalu banyak makan makanan berlemak, makan jangan berlebihan, dan perhatikan unsur sayur serta buah.

Hal yang sama juga disampaikan Dr Nany Leksokumoro, MS, Sp.GK, dokter gizi klinik dari Omni Hospital. Menurutnya, banyak orang yang sakit pasca Lebaran karena sistem metabolisme yang turun saat puasa belum siap untuk menerima langsung banyak makanan ketika lebaran tiba.

“Karena pada waktu puasa kan menurunkan metabolisme tubuh. Saat metabolisme turun, setelah itu minum gula-gula yang manis-manis gitu. Metabolisme turun, sedangkan kita kelebihan kalori jadinya kelebihan itu jadi lemak, istilahnya over feeding. Oleh karena itu bisa saja dalam waktu dua tiga hari berat badan langsung naik,” jelasnya.

Dr Nany menekankan bahwa tujuan puasa adalah ibadah, sekaligus menjaga kesehatan. Seharusnya ambil nilai positif puasa, seperti efek detoks dan ubah pola makan supaya badan tetap sehat.

“Kalau mau makan semua makanan silakan, tapi semuanya itu butuh pengendalian. Jumlahnya ya sedikit-sedikit saja, yang penting sudah nyobain. Misalnya sirup, jangan aji mumpung minum sirup terus apalagi kan kalau Lebaran kita keliling-keliling itu,” tutupnya. (dtk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *