https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

afganistan – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Presiden Afghanistan Bersumpah Kerahkan Pasukan jika Taliban Dekati Kabul

Presiden Afghanistan Bersumpah Kerahkan Pasukan jika Taliban Dekati Kabul

Kabul – Presiden AfghanistanAshraf Ghani, menegaskan bahwa pengerahan pasukan bersenjata menjadi ‘prioritas utama’ saat petempur Taliban semakin bergerak mendekati ibu kota Kabul usai merebut kota-kota penting lainnya dalam sepekan terakhir.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/8/2021), Presiden Ghani tidak memberikan isyarat akan mundur atau mengambil tanggung jawab atas situasi terkini di negaranya. Namun dia menyatakan ‘konsultasi’ tengah berlangsung untuk membantu mengakhiri perang.

“Pengerahan ulang pasukan keamanan dan pertahanan menjadi prioritas utama kita, dan langkah-langkah serius tengah diambil terkait hal ini,” ucap Presiden Ghani yang tampak muram saat menyampaikan pidato yang disiarkan televisi setempat pada Sabtu (14/8) waktu setempat.

Namun Presiden Ghani menawarkan sedikit rincian soal apa yang tengah direncanakan pemerintahannya, ketika kekuasaan pemerintahannya atas Afghanistan mulai runtuh dalam beberapa hari terakhir.

Penegasan ini disampaikan setelah Taliban berhasil merebut Kandahar yang merupakan kota terbesar kedua dan Herat yang merupakan kota terbesar ketiga di Afghanistan pekan ini.

Jatuhnya dua kota itu ke tangan Taliban secara efektif menjadikan Kabul sebagai benteng terakhir bagi pasukan pemerintah yang hanya memberikan sedikit perlawanan atau tidak memberikan perlawanan sama sekali di wilayah lainnya.

Para petempur Taliban kini dilaporkan berkemah di lokasi berjarak hanya 50 kilometer dari Kabul, saat negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) tengah berupaya mengevakuasi para diplomat dan warga mereka dari Afghanistan.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di sekitar wilayah Mazar-i-Sharif, tempat persembunyian terpencil di utara Afghanistan di mana mantan Wakil Presiden Abdul Rashid Dostum mengumpulkan milisi anti-Taliban yang ganas.

Laporan Associated Press menyebut bahwa Taliban sejauh ini telah menguasai 12 dari total 34 ibu kota provinsi di Afghanistan dalam serangan selama sepekan terakhir. Kota-kota penting lainnya yang sejauh ini belum dikuasai Taliban mencakup Jalalabad, Gardez dan Khost.

Dalam pidatonya, Presiden Ghani menyatakan keinginannya untuk mengakhiri pertempuran di negaranya.

“Saya telah memulai konsultasi ekstensif di dalam pemerintahan dengan para tetua, pemimpin politik, perwakilan rakyat, dan mitra-mitra internasional untuk mencapai solusi politik yang masuk akal dan pasti di mana perdamaian dan stabilitas rakyat Afghanistan dipertimbangkan,” tegasnya.

(dtk)

Afghanistan Makin Mencekam, Kota Terbesar Kandahar dan Herat Kini Dikuasai Taliban

Afghanistan Makin Mencekam, Kota Terbesar Kandahar dan Herat Kini Dikuasai Taliban

Kabul – Taliban merebut kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan. Aksi tersebut semakin menekan pemerintah yang diperangi hanya beberapa minggu sebelum berakhirnya misi militer Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.

Dilansir dari Associated Press, Jumat (13/8/2021), dua kota besar itu adalah Kandahar dan Herat. Perebutan dua kota besar itu menjadi kekuatan bagi Taliban, yang telah merebut 12 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan, sebagai bagian dari serangan selama seminggu.

Perebutan kota Ghazni, sementara itu, memotong jalan raya penting yang menghubungkan ibu kota Afghanistan, Kabul, dengan provinsi di selatan negara itu. Serangan-serangan ini merupakan bagian dari dorongan pemberontak sekitar 20 tahun setelah pasukan AS dan NATO menyerbu dan menggulingkan pemerintah Taliban.

Kabul sendiri belum secara langsung terancam oleh kekuatan Taliban. Namun, kekalahan dan pertempuran di tempat lain semakin memperketat cengkeraman kebangkitan Taliban yang diperkirakan menguasai lebih dari dua pertiga negara dan terus menekan serangan mereka.

Dengan keamanan yang memburuk dengan cepat, Amerika Serikat berencana mengirim 3.000 tentara untuk membantu mengevakuasi beberapa personel dari Kedutaan Besar AS di Kabul. Secara terpisah, Inggris mengatakan sekitar 600 tentara akan dikerahkan dalam jangka pendek untuk mendukung warga negara Inggris yang meninggalkan negara itu.

Ribuan warga Afghanistan telah meninggalkan rumah mereka di tengah kekhawatiran bahwa Taliban akan kembali memaksakan pemerintahan yang brutal dan represif, menghilangkan hak-hak perempuan dan melakukan amputasi di hadapan publik, rajam dan eksekusi. Pembicaraan damai di Qatar tetap terhenti, meskipun para diplomat bertemu sepanjang hari.

Penilaian intelijen militer AS terbaru menunjukkan Kabul bisa berada di bawah tekanan pemberontak dalam waktu 30 hari dan bahwa, jika tren saat ini bertahan, Taliban bisa mendapatkan kendali penuh atas negara itu dalam beberapa bulan. Pemerintah Afghanistan pada akhirnya mungkin terpaksa mundur untuk mempertahankan ibu kota dan hanya beberapa kota lain dalam beberapa hari mendatang jika Taliban mempertahankan momentum mereka.

Serangan gencar tersebut mewakili keruntuhan pasukan Afghanistan yang menakjubkan dan memperbarui pertanyaan tentang ke mana lebih dari USD 830 miliar yang dihabiskan oleh Departemen Pertahanan AS untuk berperang, melatih pasukan itu, dan upaya rekonstruksi pergi – terutama ketika para pejuang Taliban mengendarai Humvee buatan Amerika dan truk pikap dengan M-16. (dtk)