https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

BNPT – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Lawan Terorisme, BNPT Bersama Ulama Gelorakan Cinta Tanah Air

Lawan Terorisme, BNPT Bersama Ulama Gelorakan Cinta Tanah Air

Terasberita9.com,  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme dengan konsep Pentahelix yaitu kerja sama dan kolaborasi multipihak. Salah satunya melalui penguatan kerja sama dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama yang dilakukan melalui silaturahmi kebangsaan di Pesantren Sidogiri Pasuruan pimpinan KH. Ahmad Fuad Noerhasan dan di Pesantren Ngalah Purwosari, pimpinan KH. Sholeh Bahruddin, di Kabupaten Pasuruan.

Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, melihat peran strategis para pemuka agama khususnya di Lembaga Pendidikan Keagamaan untuk dapat bersama-sama BNPT dalam memberikan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air kepada para santri.

“Pesantren membangun semangat cinta tanah air, Hubbul Wathan Minal Iman,” ujar Boy dalam keterangannya, Sabtu (19/2).

Lebih lanjut Boy Rafli menyampaikan bahwa sejumlah kiai dan ulama telah membantu menggelorakan semangat cinta tanah air dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan, yang dicontohkan oleh para ulama terdahulu, bagaimana menjaga bangsa ini dengan membangun semangat kebangsaan.

“Seperti yang dicontohkan oleh para kiai dan ulama salah satunya KH. Muhammad Hasyim Asy’ari,” jelasnya.

Kepala BNPT kembali menekankan bahwa selama ini jaringan radikal dan terorisme telah menyalahgunakan narasi-narasi agama agar banyak orang yang bersimpati dan terjerumus.

“Kita paham mengenai narasi-narasi yang dibangun oleh jaringan radikal terorisme. Salah satunya mengangkat narasi yang berkaitan dengan agama,” katanya.

BNPT akan mengajak banyak pihak untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan konsep multi pihak termasuk lembaga pendidikan baik formal maupun non formal serta para pemuka agama dan pesantren. Konsep kerja sama dengan berbagai pihak ini dikenal dengan sebutan konsep pentahelix penanggulangan terorisme. (jps)

Tak Usah Bersimpati dengan Taliban tegas Kepala BNPT

Tak Usah Bersimpati dengan Taliban tegas Kepala BNPT

Madura9, Banyuwangi – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar melarang adanya simpati dengan kelompok milisi Taliban yang merebut Afghanistan. Pihaknya tak ingin apa yang dilakukan Taliban jadi sumber inspirasi di Indonesia. Boy menegaskan ideologi kekerasan bukan jati diri Indonesia.

Itu diungkapkan Boy saat kunjungan di Banyuwangi, Kamis (26/8/2021). Menurut Boy, Taliban merupakan gerakan politik berbasis tindak kekerasan. Selain itu ada rekam jejak terorisme di masa lalu dengan melindungi pemimpin Al Qaida.

“Tak usah bersimpati dengan Taliban. Kita harus waspada jangan sampai momentum pengambilalihan Taliban menjadi sumber inspirasi,” kata Boy kepada wartawan di Kantor Pemkab Banyuwangi.

Menurut Boy, Taliban merupakan gerakan politik berbasis tindak kekerasan. Selain itu ada rekam jejak terorisme di masa lalu dengan melindungi pemimpin Al Qaida. Apalagi, Taliban sudah pernah dimasukan dalam daftar terorisme nasional.

“Berbeda memang dalam konteks tujuannya (dengan Al Qaida), tetapi merujuk ideologi kekerasan yang sama,” kata Boy.

Boy mengingatkan tragedi terorisme di Indonesia, seperti Bom Bali 1 dan 2 dilakukan oleh kombatan dari Afghanistan. Mereka tergabung dalam jamaah islamiyah, dan mereka terhubung Al Qaida-Taliban.

“Ada fakta hukum, kemudian Al Qaida juga tersambung dan mengakomodir Osama bin Laden. Berbeda memang dalam konteks tujuannya, tetapi merujuk sama ideologi kekerasan,” tambah Boy.

Menurut Boy, ideologi kekerasan bukan jati diri Indonesia. Indonesia, kata Boy, sudah final dengan demokrasi, berasas HAM, dan berdasar konstitusi.

“Karena kita beda tipe, kita sudah menemukan jati diri dan Taliban masih terlibat konflik dengan saudaranya sendiri,” pungkas Boy. (dtk)