https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

omicron – DarulHikamAlFikri

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Penyebaran cepat Omicron redupkan prospek permintaan bahan bakar

Penyebaran cepat Omicron redupkan prospek permintaan bahan bakar

Terasberita9.com, New York – Harga minyak merosot tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena melonjaknya kasus varian virus corona Omicron di Eropa dan Amerika Serikat memicu kekhawatiran investor bahwa pembatasan baru untuk memerangi penyebarannya dapat mengurangi permintaan bahan bakar.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari tergelincir dua dolar AS atau 2,7 persen, menjadi menetap di 71,52 dolar AS per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari kehilangan 2,63 dolar AS atau 3,7 persen, menjadi ditutup di 68,23 dolar AS per barel.

Brent sempat jatuh ke terendah sesi di 69,28 dolar AS per barel, sementara WTI merosot ke 66,04 dolar AS per barel, keduanya level terendah sejak awal Desember.

“Ini adalah reaksi spontan terhadap proliferasi virus dan ketakutan bahwa penguncian dapat menyebar dengan cepat,” kata Andrew Lipow dari Lipow Oil Associates di Houston.

Belanda melakukan penguncian pada Minggu (19/12) dan kemungkinan lebih banyak pembatasan COVID-19 diberlakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru membayangi beberapa negara Eropa.

Pejabat kesehatan AS mendesak warga Amerika pada Minggu (19/12) untuk mendapatkan suntikan penguat COVID-19, memakai masker dan berhati-hati jika mereka bepergian selama liburan musim dingin, dengan varian Omicron mengamuk di seluruh dunia dan akan mengambil alih sebagai jenis yang dominan di Amerika Serikat.

Harga minyak turun meskipun Moderna mengumumkan pada Senin (20/12) bahwa dosis booster vaksin COVID-19 tampaknya melindungi terhadap Omicron dalam pengujian laboratorium.

Sementara itu, kepatuhan OPEC+ terhadap pengurangan produksi minyak mencapai 117 persen pada November, naik satu poin persentase dari bulan sebelumnya, dua sumber dari kelompok tersebut mengatakan kepada Reuters, karena produksi terus tertinggal dari target yang disepakati.

Di Amerika Serikat, perusahaan energi menambahkan rig minyak dan gas alam selama dua minggu berturut-turut.

Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik tiga riga menjadi 579 dalam seminggu hingga 17 Desember, mewakili angka tertinggi sejak April 2020, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam laporannya yang diikuti dengan cermat pada Jumat (17/12). (ant)

Kasus Omicron tekan saham Asia dan harga minyak

Kasus Omicron tekan saham Asia dan harga minyak

Terasberita9.com, Sydney – Pasar saham Asia merosot dan harga minyak turun pada awal perdagangan Senin pagi, karena melonjaknya kasus Omicron memicu pembatasan yang lebih ketat di Eropa dan penyebarannya di seluruh dunia mengancam akan menyeret ekonomi global memasuki tahun baru.

Kurangnya likuiditas musiman membuat awal perdagangan bergelombang dan indeks berjangka S&P 500 memimpin dengan penurunan 0,7 persen, sementara indeks berjangka Nasdaq melemah 0,6 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,4 persen dan Nikkei Jepang jatuh 0,7 persen.

Penyebaran Omicron membuat Belanda melakukan penguncian pada Minggu (19/12/2021) dan memberi tekanan pada yang lain untuk mengikuti, meskipun Amerika Serikat tampaknya akan tetap terbuka.

“Omicron akan menjadi Grinch (seseorang yang kejam dan tidak ramah) yang mencuri Natal Eropa,” kata Tapas Strickland, direktur ekonomi di NAB. “Dengan kasus Omicron berlipat ganda setiap 1,5-3 hari, potensi sistem rumah sakit kewalahan sekalipun dengan vaksin yang efektif tetap ada.”

Sementara pembatasan virus corona mengaburkan prospek pertumbuhan ekonomi, mereka juga berisiko menjaga inflasi tetap tinggi dan mengubah bank-bank sentral menjadi lebih hawkish.

Perlu dicatat bahwa pejabat Federal Reserve secara terbuka berbicara tentang kenaikan suku bunga segera setelah Maret dan mulai menurunkan neraca bank sentral pada pertengahan 2022.

Itu bahkan lebih drastis daripada yang tersirat di pasar berjangka, yang telah jauh di depan tujuan Fed sampai sekarang. Pasar hanya memperkirakan peluang kenaikan (suku bunga) sebesar 40 persen pada Maret, dengan Juni masih menjadi bulan yang disukai untuk kenaikan.

Obrolan hawkish dari Fed seperti itu adalah alasan utama imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang turun pekan lalu karena short-end naik. Itu membuat kurva imbal hasil obligasi dua-10 tahun mendekati yang paling datar sejak akhir 2020, yang mencerminkan kebijakan pengetatan risiko akan menyebabkan resesi.

Ekonom BofA melihat risiko ini sebagai alasan untuk bersikap bearish pada ekuitas, meskipun survei terbaru mereka terhadap para fund manager menemukan hanya 6 persen perkiraan resesi tahun depan dan hanya 13 persen saham underweight. Sebagian besar saham teknologi tetap overweight dengan “long tech” masih dipandang sebagai satu-satunya perdagangan yang paling ramai.

Mereka juga mencatat bahwa untuk tahun 2021, pemenangnya adalah minyak dengan keuntungan sebesar 48 persen, REIT sebesar 42 persen, Nasdaq sebesar 25 persen dan bank dengan 21 persen. Pencetak kerugian termasuk biotek dengan penurunan 22 persen, sementara China juga kehilangan 22 persen, perak jatuh 19 persen dan JGB (obligasi pemerintah Jepang) turun 10 persen.

Itu adalah tahun terbaik untuk komoditas sejak 1996, dan yang terburuk untuk obligasi pemerintah global sejak 1949.

Senin pagi, imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun 1,38 persen dan jauh di bawah puncak 2021 sebesar 1,776 persen.

Pergantian sikap jadi lebih hawkish The Fed dikombinasikan dengan aliran safe-haven mendukung indeks dolar AS mendekati yang terbaik untuk tahun ini di 96,665, menyusul lonjakan 0,7 persen pada Jumat (17/12/2021).

Euro melemah di 1,1241 dolar AS, setelah turun 0,8 persen pada Jumat (17/12/2021) mengancam level terendah tahun ini di 1,1184 dolar AS. Yen Jepang memiliki status safe haven sendiri dan bertahan stabil di 113,63 per dolar.

Sterling turun pada 1,3228 dolar AS karena kekhawatiran Omicron menghapus semua keuntungan yang dibuat setelah kenaikan suku bunga mengejutkan dari bank sentral Inggris minggu lalu.

Emas terlihat menguat di 1.801 dolar AS per ounce, setelah menghentikan penurunan beruntun lima minggu pekan lalu karena ekuitas tergelincir.

Harga minyak berayun lebih rendah di tengah kekhawatiran penyebaran varian Omicron akan menghambat permintaan bahan bakar dan tanda-tanda membaiknya pasokan.

Brent turun 1,56 dolar AS menjadi 71,96 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS kehilangan 1,43 dolar AS menjadi 69,43 dolar AS per barel.(ant)

Menkeu waspadai varian baru cpvic 19 Omicron terhadap pemulihan RI

Menkeu waspadai varian baru cpvic 19 Omicron terhadap pemulihan RI

darulhikamalfikri.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai pengaruh varian baru COVID-19 yaitu Omicron yang berasal dari Afrika Selatan terhadap pemulihan Indonesia, mengingat telah mulai menyebar ke beberapa negara baik di sejumlah negara barat maupun Asia.

“Kami sangat waspada dan mencermati apa yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk meningkatnya kasus atau mutasi Omicron,” katanya dalam acara 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 secara virtual dari Jakarta, Selasa.

Sejauh ini, Sri Mulyani mengaku optimis bahwa pemulihan dalam negeri akan terus terakselerasi seiring Indonesia yang telah berhasil melewati dua momen puncak kasus COVID-19.

Indonesia mengalami dua momen puncak kasus COVID-19 yakni pada awal 2021 sebagai dampak libur Natal dan Tahun Baru 2020 serta Juli hingga Agustus 2021 sebagai dampak kemunculan varian Delta.

Ia menuturkan keberhasilan Indonesia dalam melewati puncak kasus COVID-19 merupakan sebuah pencapaian tersendiri mengingat hingga kini masih terdapat beberapa negara yang berusaha untuk keluar dari puncak kasus.

Ia berharap kewaspadaan pemerintah akan mampu membawa ekonomi Indonesia ke dalam pertumbuhan 3,5 persen sampai 4 persen pada tahun ini.

Sementara itu, Sri Mulyani memastikan fiskal pemerintah akan terus mendukung hingga tahun depan mengingat masih adanya ketidakpastian pada perkembangan COVID-19.

Pemerintah Indonesia juga terus melaksanakan reformasi struktural karena dinilai akan menciptakan pemulihan yang lebih cepat dengan pertumbuhan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Ia mengatakan masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti meningkatkan daya saing, kualitas sumber daya manusia (SDM) serta produktivitas dan inovasi.

“Segala upaya yang dilakukan pemerintah dalam penyederhanaan iklim investasi, birokratisasi yang mendalam serta penyederhanaan regulasi juga sangat-sangat-sangat relevan,” katanya. (ant)