Bintang Pos, Surabaya – Risiko gangguan kesehatan pada anak sebenarnya sudah bisa dicegah oleh sang ibu sejak dalam kandungan, antara lain dengan mengonsumsi dan menghindari makanan tertentu. Sebuah studi baru pun mengatakan wanita yang makan ‘lemak sehat’ tertentu saat hamil berisiko lebih kecil melahirkan anak yang mengidap autisme.
Dalam percobaan yang dilakukan peneliti, wanita yang banyak mengonsumsi asam linoleik, salah satu jenis asam lemak omega-6 yang banyak ditemukan pada minyak sayur, kacang-kacangan dan biji-bijian, berpeluang 34 persen lebih kecil untuk melahirkan anak autis dibandingkan wanita yang tidak banyak mengonsumsi asam lemak tersebut.
Sebaliknya, sedikit saja makan asam lemak omega-3 (biasanya ditemukan pada ikan) akan menyebabkan seorang wanita berpeluang 53 persen lebih besar untuk memiliki anak autis. Demikian dilansir Livescience, Selasa (2/7/2013).
Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti membandingkan kondisi 317 ibu yang memiliki anak autis dengan 17.728 ibu yang tak mempunyai anak dengan autisme. Partisipan diminta menjawab seluruh pertanyan tentang jenis makanan yang mereka konsumsi.
Peneliti pun mencatat bahwa 5.884 wanita mengerjakan kuesioner ini ketika sedang hamil, sedangkan sisanya baru merampungkan kuesioner ini setahun setelah hamil. Dari situ peneliti mengetahui bahwa mengonsumsi asam lemak omega-3 dengan kadar tinggi tidaklah menurunkan risiko autisme. Lain halnya pada wanita yang konsumsi asam lemak omega 3-nya terbilang rata-rata karena risiko autisme anaknya justru lebih tinggi. Hal ini berarti konsumsi asam lemak omega-3 sekecil apapun dapat meningkatkan risiko autisme.
“Temuan kami memberikan bukti awal bahwa peningkatan asupan asam lemak omega-6 pada ibu dapat mengurangi risiko autism spectrum disorder pada keturunannya, dan penurunan asupan asam lemak omega-3 dan asam linoleik dapat meningkatkan risikonya,” tandas peneliti dari Harvard School of Public Health.
Sayangnya peneliti tak tahu pasti alasan di balik keterkaitan keduanya, hanya saja kedua jenis asam lemak ini memang telah lama diketahui peranannya dalam perkembangan otak janin. Pasokan asam lemak ini baru akan ‘dimanfaatkan’ oleh janin di minggu-minggu akhir masa kehamilan serta diperlukan oleh bayi di dua bulan pertama pasca kelahirannya.
Peneliti menduga hal ini juga disebabkan oleh faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko autisme seorang anak seperti usia sang ibu ketika hamil, asupan kalori total dan status merokok sang ibu selama masa kehamilan. Namun peneliti tak menutup kemungkinan ada faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam studi tapi dapat menjelaskan keterkaitan antara asupan asam lemak dengan risiko autisme seorang anak.
Kendati begitu, peneliti studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology ini mengakui jika temuan mereka hanya menunjukkan sebuah keterkaitan, bukannya hubungan sebab-akibat. Lagipula cakupan partisipannya kecil sehingga masih membutuhkan studi lanjutan untuk memastikan hasilnya. (dtk)