Bintang Pos, Kediri – DPRD Kota Kediri mempersoalkan pembelian CCTV yang dilakukan Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubkominfo) setempat. Wakil rakyat menilai belanja CCTV tahun 2011 tidak relevan.
“Jumlah kamera CCTV se-Kota Kediri berapa. Kenyataanya, kemacetan masih sangat tinggi. Apakah sudah bisa mengurai kemacetan. Seingat saya dulu, anggarannya sampai ratusan juta,” tanya Eko Retno Ningrum, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Kota Kediri, Rabu (17/7/2013).
Dewan menilai, belanja CCTV tidak relevan. Sebab, produk CCTV yang dibeli gagal mengurai kemacetan. Padahal, saat usulan anggaran, Dishubkominfo meyakini, CCTV mampu menyelesaikan persoalan kemacetan di Kota Kediri yang semakin parah.
Yang terjadi, di sejumlah titik jalan saat ini masih langganan macet. Seperti di simpang empat Alun-alun Kota dan simpang tiga Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto. Selain itu, beberapa ruas jalan protokol juga mengalami hal yang sama, seperti depan Matahari Town Square, depan Ramayana dan depan Kediri Mall dan Pasar Raya Sri Ratu.
Mohammad Ivantoro, selaku Kepala Dishubkominfo menjawab, pihak dinas telah berbelanja sebanyak empat CCTV yang telah dipasang di empat titik. Dari empat buah CCTV tersebut, satu CCTV dengan autometic system.
“Satu CCTV autometic system. Sedangkan empat buah CCTV lain sebagai embrio, untuk koordinasi bertahap. CCTV automatic system terpasang di pusat kemacetan yaitu Alun-alun Kota Kediri,” kata M. Ivantoro.
Empat buah CCTV itu seharga Rp 500 juta. Anggaran tersebut berasal dari APBD Kota Kediri tahun 2010. Seluruh CCTV telah erpasang empat titik rawan macet diantaranya, simpang empat Semampir, Water Torn, simpang empat Ringinsirah, Simpang empat Doho dan Alun-Alun Kota Kediri.
Diakui Ivantoro, secara geometri, CCTV tidak bisa mengurai kemacetan secara langsung. Sehingga, tetap perlu adanya tindakan manual dari pihak kepolisian. Akan tetapi, kerja pihak kepolisian cukup terbantu dengan adanya CCTV.
“Memang pemberian alat (CCTV) mahal, maintenence juga beresiko karena cuaca. Namun, CCTV pada dasarnya sebagai prisai, apabila terjadi peningkatan volume kendaraan. Tundaan lebih 75 meter di titik pusat (Alun-Alun), bisa dipastikan Kota Kediri terjadi penumpukan bertahap. Oleh karena itu automatic system dipasang disana,” jelasnya.
CCTV automatic system bekerja dengan traffick light. CCTV tersebut dikendalikan melalui sebuah room di Dishubkominfo. Sedangkan CCTV lain (biasa) untuk menghitung jumlah kendaraan di titik-titik macet lain.
Sehingga operator room melakukan mitigasi dapat mengatur situs waktu di Alun-Alun Kota Kediri, apabila terjadi peningkatan kendaraan, waktu pengatur rambu-rambu dapat ditambah atau dikurangi.(